JAKARTA (Klikanggaran) - Jumlah pemakaman di Jakarta meningkat tajam pada bulan Maret, sebuah perkembangan, yang menurut Gubernur Jakarta, kematian akibat virus korona baru mungkin lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi.
Hampir 4.400 penguburan terjadi pada bulan Maret, 40 persen lebih tinggi dari bulan apa pun sejak setidaknya Januari, 2018, menurut tinjauan Reuters terhadap statistik dari Departemen Taman dan Pemakaman kota. Total tertinggi kedua selama periode itu adalah Maret 2019, ketika hampir 3.100 orang dimakamkan.
Reuters memperoleh statistik pemakaman dari sejak 2018.
Jakarta telah menjadi pusat infeksi virus corona baru di Indonesia, terhitung 1.124 kasus dan 95 kematian, menurut data pemerintah pusat pada 5 April 2020, atau kira-kira setengah dari total negara untuk keduanya.
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, dan beberapa ahli kesehatan masyarakat mencurigai jumlah infeksi dan kematian di Jakarta yang tidak dilaporkan cukup signifikan sebab rata-rata jumlah pengujian yang paling rendah di dunia.
"Ini sangat mengganggu," kata Baswedan kepada Reuters, Jumat, merujuk pada statistik pemakaman. "Saya berjuang untuk menemukan alasan lain, selain kematian COVID-19 yang tidak dilaporkan."
Seorang pejabat senior kementerian kesehatan tidak menanggapi panggilan telepon dan pesan dari Reuters yang meminta komentar tentang statistik pemakaman. Pun, seorang juru bicara Presiden Joko Widodo tidak menanggapi permintaan komentar.
Angka-angka dari Departemen Taman dan Pemakaman Jakarta tidak mengidentifikasi penyebab kematian, tetapi tidak ada epidemi baru yang dilaporkan di Jakarta selama periode tersebut dan juga tidak ada bencana alam besar.
(Sumber: Reuters)