JAKARTA – Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 jatuh pada hari ini, Sabtu (25-01-2020), sekaligus menandai awal tahun Tikus Logam dalam penanggalan China.
Imlek selalu identik dengan warna merah, tetapi pada perayaan Imlek kali ini ada hal-hal yang lebih diistimewakan, termasuk pernak-pernik Imlek.
Di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, pernak-pernik bernuansa tikus menjadi buruan pembeli.
Yuncai, salah seorang penjual pernak-pernik Imlek di kawasan itu mengatakan bahwa pernak-pernik kecil bernuansa lampion dan tikus menjadi favorit pembeli tahun ini.
"Aseksoris baru seperti gambar karakter tikus, sekarang cukup banyak dicari. Ada pula lampion berbagai ukuran dan bahan, yang pasti dibeli sama pelanggan," ujarnya seperti dikutip dari Antara.
Harga untuk hiasan dan lampion pun beragam, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan.
Salah satu yang menarik adalah banyaknya lampion nanas berukuran besar, yang menurut Yuncai juga cukup laris dibeli.
"(Lampion) Nanas dianggap sebagai Wang Lai, atau raja datang yang membawa banyak rezeki. Masyarakat Tionghoa berharap tahun depan akan semakin banyak rezeki yang datang," ujarnya.
Sedangkan bagi pedagang lainnya, Edi, mengatakan bahwa amplop angpao menjadi barang yang paling laku di lapaknya. Pedagang musiman itu mengaku setidaknya dalam sehari bisa menjual ratusan lebih amplop berbagai model.
Bicara soal model, rupanya amplop angpao yang dihiasi gambar, karakter, atau huruf tradisional China masih menjadi favorit para pembelinya.
"Sekarang sih walaupun sudah ada yang warna-warni, (amplop angpao) yang paling laku tetap yang merah, dengan tulisan Bahasa China 'hoki' di atasnya," kata Edi seperti dikutip dari Antara.
Lebih lanjut, tulisan karakter huruf tradisional China "hoki" juga dapat ditemukan di beberapa pernak-pernik lainnya seperti lampion, hiasan, gantungan/pajangan dinding, hingga stiker.
Tulisan dengan karakter huruf tradisional lainnya yang cukup sering ditemukan, utamanya di pembungkus jimat, adalah (ping an fu), yang artinya kedamaian dan keberuntungan.
Perayaan Imlek tak lepas dari hadirnya sajian berbagai makanan tradisional.
Tiap tahunnya, jajanan Imlek menjadi salah satu yang wajib dihidangkan di perayaan tahun baru China ini.
Di kawasan pecinan Glodok, Jakarta Barat, terdapat beragam makanan dan jajanan tradisional khas Imlek yang terus menjadi incaran para pengunjung.
Kue keranjang
Jajanan pertama yang harus disajikan saat perayaan Imlek adalah kue keranjang. Kue keranjang dalam bahasa China disebut "nian gao", yang diartikan secara harafiah sebagai "tahun tinggi".
Rupanya, bagi masyarakat Tionghoa, terdapat makna serta filosofi di balik kue dengan tekstur kenyal dan rasa manis mirip dodol itu. Kue keranjang di sebuah kios di Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Kamis (23/1/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)
"Tekstur yang lembut dan kenyal menggambarkan keuletan dan kegigihan. Lalu kue ini juga tahan lama, yang maknanya penting dalam hubungan kekeluargaan," kata salah satu penjual, Kimkim.
Lebih lanjut, makna kekeluargaan juga ditunjukkan melalui bentuk kue yang bulat, yang menggambarkan keterikatan tanpa batas.
Rasa manis kue keranjang pun memiliki makna, yakni suka cita dan mampu membahagiakan orang lain.
Kue keranjang hadir dalam kemasan dus merah berisikan dua hingga empat buah kue. Ada pula kue keranjang yang hanya berbungkus plastik maupun daun pisang.
Jajanan otentik ini dibanderol mulai Rp35-50 ribu rupiah.
Tray of happiness
Makanan manis lainnya yang identik di perayaan Tahun Baru Imlek adalah satu set manisan dalam wadah berbentuk segi delapan yang dijuluki "tray of happiness".
"Tray of happiness" memiliki banyak makna. Delapan dalam budaya China adalah angka keberuntungan.
Set manisan ini terdiri dari aneka buah yang rupanya juga memiliki makna dan filosofi. Koko, penjual manisan di Pecinan Glodok mengatakan pembeli langsung akan mendapatkan set tersebut bersama dengan buahnya tanpa harus memilih sendiri.
Manisan buah yang ada di "tray of happiness" yaitu manisan melon - melambangkan kesehatan dan perkembangan hidup. Lalu jeruk kumquat yang melambangkan kemakmuran.
Ada pula kelapa kering atau kelapa segar, melambangkan persatuan dan persahabatan. Manisan kelengkeng, melambangkan banyak anak. Lalu biji teratai, melambangkan kesuburan.
Lebih lanjut ada buah leci, melambangkan ikatan keluarga yang kuat. Kacang tanah, melambangkan doa agar panjang umur. Dan terakhir semangka merah yang melambangkan kebahagiaan dan kejujuran.
Namun, menurut Koko saat ini "tray of happiness" juga hadir dalam isian lain seperti manisan berbentuk permen yang pembeli bisa pilih sendiri.
"Sekarang bisa saja pembeli membawa sendiri wadahnya, lalu diisi sendiri manisan yang dimau. Tapi kalau sudah yang paketan gitu, harganya Rp50 ribu saja, sama saja jatuhnya," kata pedagang itu.
Jeruk Mandarin
Dalam Bahasa China, jeruk disebut dengan "chi zhe", yang apabila diartikan secara harafiah adalah rezeki (chi) dan buah (zhe), atau buah pembawa rezeki.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna oranye cerah ini dianggap sebagai lambang emas atau rezeki berupa uang.
"Makna lainnya, jeruk punya rasa asam dan ada yang manis, seperti kehidupan manusia yang tidak selamanya manis. Dan kalau pun merasakan asam kehidupan, masih ada kenangan manis yang bisa didapat," kata Koko.
Jeruk juga diperuntukan untuk dibagi ke keluarga dan kerabat saat Imlek, karena diyakini bahwa kebahagiaan akan bertambah ketika kita memberi.
"Cara kita bersyukur, semua rezeki dan kebahagiaan tidak akan pernah habis dan terus mengalir," kata dia melanjutkan.
[sumber: bisnis[dot]com/antara]