peristiwa-ibu-kota

Ucapan Terima Kasih dari Seorang Ustadz Untuk Ahok

Jumat, 4 November 2016 | 02:31 WIB

Jakarta, Klikanggaran.com - Hari ini, 4 November 2016 udara memanas, bumi serasa berduri. Permasalahan penistaan agama belum juga usai, ditandai dengan ribuan massa mendatangi Jakarta, untuk menuntut sebuah tindakan nyata akan keadilan dari pemerintah. Tidak hanya itu, di tengah suasana dan gelombang udara yang sedang "demam" ini, melayang di udara sehelai surat dari seorang ustadz. Berikut isi surat tersebut:

 

Kepada yang terhormat Bapak Ahok. Salam kedamaian teruntuk mereka yang mengikuti petunjuk Allah ....

Bapak Ahok, mungkin akhir-akhir ini Anda merasa tertekan karena saudara-saudara kami banyak melakukan demo, yang tentunya membatasi ruang gerak Anda sebagai calon gubernur, hingga Anda seorang Gubernur harus naik angkot demi menyelamatkan diri dari kejaran masa. Sejujurnya, saya turut prihatin dan nggak tega, semoga Anda diberikan kesabaran ...

Di saat saudara kami banyak yang menyudutkan Anda, saya mencoba untuk berterimakasih pada Anda, yaa ... setidaknya saya mencoba memandang dari sudut pandang yang berbeda.

Bapak Ahok, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar besarnya ...

1. Karena Anda sudah memotivasi umat Islam untuk mencintai kembali kitab suci mereka yang sudah lama mereka tinggalkan... Al-Quran Al-Karim. Bahkan, bukan hanya sekedar cinta, tahukah Anda, mereka juga kini semangat mempelajari tafsirnya. Jujur, Akhir-akhir ini jamaah saya banyak yang meminta kajian tafsir kembali dihidupkan di pengajian mereka. Ini kereeen Pak Ahok! Percayalah pada saya, saya berulang kali menyadarkan mereka akan pentingnya mempelajari tafsir Al-Quran, mereka tidak memperdulikannya. Tapi, Anda... hanya dengan menghina 1 ayat saja, membuat mereka kini penasaran tentang keindahan Al-Quran dan tafsir-tafsirnya, dan kembali mempelajarinya.

2. Bapak Ahok, terimakasihku juga untuk Anda ... Karena Anda sudah mengajarkan arti toleransi yang sesungguhnya, menyadarkan bahwa toleransi bukan maknanya membiarkan setiap orang untuk menghina agama orang lain dengan sesuka hatinya. Al-Quran kami mengajarkan kami untuk tidak menghina Tuhan siapa pun, kitab apa pun. Tapi tindakan Anda membodohkan kitab kami, menyadarkan kami siapa sebenarnya yang tidak mengerti arti toleransi? Di Eropa, berapa banyak demo anti Islam? Tapi, demi Allah, sebenci apa pun muslimin kepada Anda, belum pernah terjadi demo anti Kristen atau Cina. Kaum Kristen dan para pendeta di Amerika pernah melakukan pembakaran Al-Quran, tapi kami tidak berniat sedikit pun untuk membakar Bible Anda. Di Prancis mereka mengkarikaturkan Nabi Muhammad dalam keadaan hina, di Indonesia kami belum pernah mengkarikaturkan Yesus terlebih menistakannya. Bahkan di negeri ini, negeri muslim terbesar di dunia, Anda bisa menghina kitab kami sebagai alat pembohongan, tapi sampai saat ini belum ada ulama yang berkata "bapak ibu mungkin ada yang bilang Yesus anak Tuhan, itu terserah bapak ibu, tapi jangan mau dibohongin pakai Bible atau macam-macam itu". Ilmu terbesar yang Anda berikan, Anda menyadarkan kami sebenarnya yang RASIS itu siapa, ya?

3. Bapak Ahok, terimakasihku juga ... Karena Anda sudah menunjukkan kepada kami, mana muslim sejati dan muslim munafiq, yang selama ini tidak terlalu jelas dibedakan. Sayangnya Anda cuma menghina Al Maidah ayat 51 saja. Sebenarnya kalau Anda sedikit saja melanjutkan ayatnya, Anda akan menemukan di ayat 52 Allah berfirman: "Maka kalian akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani) seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana", Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka". Jadi esensi ayat 51 itu ada di ayat yang ke 52, akan munculnya orang-orang mengaku muslim, tapi lebih mencintai Anda daripada Al-Quran-nya sendiri, hanya karena mengharapkan jabatan dari Anda. Ada kyai tega-teganya menafsirkan hadis "unsur akhooka" (tolonglah saudaramu) dengan memplintir tolonglah akhook. Entah apa yang ia pikirkan? Tapi, bagi saya untuk seorang kyai dengan titel Doktor, sungguh itu lelucon yang nggak lucu. Maafkan saya jika rasa humornya tidak terlalu bagus. Ada tokoh ormas Islam yang matanya yang melotot, menunjuk-nunjuk ulama yang jauh lebih tua darinya tanpak akhlak dengan menyampaikan argumentasi-argumentasi lemah yang bahkan tidak perlu sekaliber mbah dan kyai MUI, saya pun yang bodoh siap menjawabnya dengan mudah. Ada Partai yang mengaku berbasis wong cilik, tuntutan dari DPD membawa aspirasi rakyatnya untuk tidak mendukung Anda, tapi oleh ketumnya tidak dihiraukan, hanya karena survei Anda melonjak di atas 80% saat itu. Mereka mungkin tidak menyangka sekarang Anda akan terjun ke angka 30% dan bisa jadi akan terus turun dengan adanya kasus ini. Ayat Al Maidah 52 ini membuat saya bergetar, seakan ayat tersebut menggambarkan realita Anda. Ayat ini telah turun 14 abad yang lalu Pak Ahok ...

4. Bapak Ahok, terimakasihku juga ... Karena Anda telah menjadi inspirasi persatuan ummat Islam yang fantastis. Kalau boleh sedikit curhat, saya berdakwah belasan tahun, mendambakan orang NU & Muhammadiah bisa akur, sungguh bukanlah hal yang mudah, Pak. Tapi mata saya berkaca-kaca ketika saya menyaksikan mereka bersatu dalam satu pertemuan demo yang begitu besar, yang tentunya itu terjadi karena ulah kreatif Anda. Ini mengagumkan, Pak Ahok.

Ketika melihat FPI yang pro maulid bersatu dengan Muhammadiah yang tidak maulid bergandeng tangan.

Ketika melihat HTI yang nggak pernah akur dengan IM (Baca ; PKS) dalam konteks perpolitikan bisa bersatu saling bahu membahu.

Ketika meliat salah satu ormas besar melarang pengikutnya ikut demo, tapi instruksi itu dianggap angin lalu, mereka tetap mengibarkan bendera. WOW, ini panggilan Tuhan, tidak ada yang menggerakkan, membiayai, dan memerintahkan mereka.

Sahabat jamaah tabligh, Hidayatullah, MUI, GMJ, Ust Arifin Ilham, Ust Bahtiyar Nasir, Pak Amin Rais, bahkan AA Giem yang santun turut bangkit bersatu padu. Inilah persatuan yang saya impikan sejak saya kecil, persatuan yang pernah terjadi di perang Badar, kini terjadi kedua kalinya, di Negeri NKRI tercinta. Allahuakbar, sekali lagi terima kasih, Pak Ahok ...

Dan, akhirnya saya menyadari, di balik bencinya Anda dengan Islam, banyak hikmah yang Anda berikan. Sebagai balas budi atas kebaikan Anda, saya, Agus Khoirul Huda, mendoakan Anda dengan hati yang tulus, mudah-mudah Allah segera memberi Anda hidayah untuk memeluk Islam sebagai agama Anda. Saya yakin, di dalam hati Anda ada titik hikmah yang akan membawa Anda masuk ke dalam hidayah Allah. Banyak orang berkata itu nggak mungkin, Anda keras, temperamental, kepala batu, tapi sadarkah Anda? Seorang Umar bin Khottob memiliki sifat temperamental yang jauh lebih besar dari Anda. Tapi, Allah pemilik hati, yang bisa merubah hati.

Halaman:

Tags

Terkini