Jakarta, Klikanggaran.com (28/12/2016) - Tindakan yang dilakukan oleh Angelo Wake Kako, Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) yang melaporkan Habieb Rizieq, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) dan Ketua Dewan Pembina GNPF MUI, ke Polda Metro Jaya, Selasa (26/12/2016) lalu membuat umat Islam marah.
Aminullah Siagian, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa (Himmah Alwaslyah), mengatakan, “Himmah Alwaslyah tersinggung berat dengan apa yang dilakukan Agelo dan kawan-kawan PMKRI. Ini berbahaya bagi kerukunan hidup umat beragama,” tegasnya, saat ditemui wartawan di Pengadilan Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016).
Menurut Amin, HIMMAH Alwaslyah pernah menjadikan PMKRI sebagai ‘kekasih gerakan’ saat dipimpin oleh Saudari Lidya di periode lalu, dan sebagai ‘sahabat gerakan’ saat ini. Sehingga apa yang dilakukan PMKRI sekarang ini ibarat menusuk dari belakang, ibarat pagar makan tanaman, karena kepentingan yang sempit.
Amin menjelaskan, pernyataan Habieb Rizieq yang dipersoalkan Angelo ini sebenarnya masuk pada wilayah intenal umat Islam, dalam forum Maulid Nabi. Jadi apa yang disampaikan lebih pada menjelaskan posisi umat Islam, dan itu semua ada dasar hukumnya dalam Al-Quran, yang dilindungi dalam konstitusi.
”Bisa dibayangkan jika ceramah di gereja oleh pastor dan pendeta juga ikut dipersoalkan umat Islam, bisa ribut satu Indonesia,” cetusnya.
Untuk itu, sambung Amin, sebagai sahabat gerakan, Amin mendesak PMKRI untuk mencabut kembali laporan yang telah dibuat, dan meminta maaf secara terbuka pada ulama atas sikap anjuran permusuhan dan fitnah ini. Dia juga menegaskan, moto Himmah ‘Jihad Sabil Al Falah’ dalam melindungi kehormatan ulama.
“Himmah mencintai mati sama seperti PMKRI mencintai hidup,” pungkasnya.
Diketahui dari berbagai sumber, informasi yang beredar di kalangan aktifis, diduga ada oknum pejabat di kalangan pemerintahan sebagai aktor intelektual di balik laporan ini. Seperti beberapa hari sebelumnya oknum pejabat tersebut pernah mengancam akan meng-kick balik Habieb Riziq atas gerakan yang dibangunnya bersama beberapa ulama di GNPF MUI.