Jakarta, Klikanggaran.com (4/1/2017) -Menyinggung upaya pemerintah untuk mewujudkan keadilan sosial, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Kepresidenan, Bogor, Rabu (4/1) pagi, meminta agar tidak dilupakan pentingnya pembangunan kultur, pembangunan karakter dan mental bangsa.
“Saya kira sering saya sampaikan bahwa dalam menghadapi tatanan dunia yang semakin berubah dimana aksi terorisme, radikalisme, ekstrimisme yang semakin banyak, saya meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila dapat menjawab tantangan itu,” tutur Presiden.
Dalam sidang kabinet yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan, bahwa di dalam rapat terbatas (terbatas) beberapa waktu lalu, pemerintah sudah memutuskan untuk membentuk unit kerja pemantapan ideologi Pancasila di bawah Presiden.
“Kita ingin agar nilai-nilai ini (Pancasila), betul-betul diwujudkan dalam buah pikir, dalam sikap mental, dalam gaya hidup, dan dalam perilaku kita sehari-hari,” tegas Presiden Jokowi.
Wacana tentang stop radikalisme di Indonesia kian menguat seiring menguatnya radikalisme dan terorisme yang didukung oleh berbagai perkembangan teknologi yang semakin canggih terkait erat dengan situasi sosial yang masih menyisahkan kesenjangan, diskriminasi, dan marginalisasi yang berbuntut pada kekerasan. Namun demikian, penyelesaian dari persoalan-persoalan tersebut tidak bisa hanya semata-mata disorot dalam asumsi keamanan sebagai ancaman yang perlu dibasmi karena mereka adalah masyarakat yang menjadi korban, atau asumsi agama sebagai bentuk perjuangan suatu kelompok atas nama jihad yang mengakibatkan tindakan kekerasan dan kebencian antar agama, maka dari itu negara perlu menciptakan tatanan sosial yang berkeadilan dan berkemanusiaan untuk menepis jauh paham radikalisme di Indonesia.