Jakarta, KlikAnggaran.com — Sohibul Iman, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengurungkan niatnya untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pilkada Solo 2020. Keputusan itu diambil Sohibul setelah mengetahui Partai Demokrat ternyata tak memiliki kursi di DPRD Solo.
"Tapi perlu diketahui, saya juga baru tahu tadi ternyata Demokrat tidak ada kursi di Solo. Jadi ya, Demokrat tidak bisa bicara masalah mengusung atau tidak karena enggak ada kursinya," kata Sohibul, Jumat (24/7), usai menerima kunjungan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan.
Saat ini bakal calon wali kota Solo baru memunculkan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung PDI Perjuangan dan sejumlah partai lain.
Kota Solo dikenal sebagai basis suara PDIP. Di kota ini PDIP berhasil menduduki 30 dari 45 kursi DPRD Solo.
Partai-partai lain harus rela berbagi 15 kursi yang disisakan PDIP. Lima kursi untuk PKS, satu kursi untuk PSI, lalu masing-masing tiga kursi untuk Gerindra, PAN, dan Golkar.
Dengan konstelasi politik tersebut, sulit bagi partai lain untuk mengusung calonnya sendiri. Pasalnya, partai pengusung disyaratkan menguasai minimal 9 kursi di DPRD.
PKS yang memiliki lima kursi, harus mencari teman koalisi untuk bisa melawan Gibran-Teguh. Namun, dari empat partai lain yang memiliki kursi di DPRD Solo, hampir semua telah mengisyaratkan merapat ke PDIP. Bahkan PAN yang disebut masih berpotensi digandeng PKS, telah merapat ke kubu Gibran.
"Menindaklanjuti kondisi Pilkada Surakarta, saya dapat perintah dari DPP supaya mengusung saudara Gibran sebagai cawali solo dan saudara Teguh sebagai cawawali Solo untuk 2020," kata Ketua DPD PAN Solo, Achmad Sapari, Jumat (17/7) pekan lalu.
PAN mengaku sempat menjalin komunikasi dengan PKS sebelum merapat ke PDIP. Namun, hasil hitung-hitungan kursi tidak memungkinkan kedua partai berkoalisi.
"Kalau PAN dengan PKS kurang satu. Itu yang memang agak sulit secara aturan atau regulasi, sementara partai lain sudah merapat ke sana," imbuh Achmad Sapari.
Lebih lanjut, Sohibul menyatakan bahwa hingga saat DPD PKS Solo belum menerima laporan terkait kemungkinan partainya mengusung calon untuk melawan Gibran atau masuk dalam koalisi.
"Jadi kami belum bisa mengatakan nanti DPD ini arahnya akan ke mana. Hari ini belum ada laporan dari bawah belum ada pengajuan," katanya.
Tanpa kandidat pasangan lain dari jalur partai, Gibran-Teguh berpeluang melawan kotak kosong. Terlebih, di jalur independen, pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (BaJo) masih menghadapi kendala di proses verifikasi faktual dari KPU Solo.
Sesuai aturan, pasangan independen harus mendapat dukungan 35.700 warga Solo untuk memenuhi syarat pencalonan. BaJo baru menyerahkan 35.142 KTP dukungan.