Muratara,Klikanggaran.com - Masyarakat Dusun Bina Karya blok A, Blok D, dan Blok E, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), merasa tidak puas dan resah atas adanya pembangunan infrasrtukur yang diduga secara asal-asalan. Pasalnya, jalan yang dibangun melalui proyek Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) atas Kotraktor pelaksana CV Rahmad Wijaya Abadi, nilai anggaran yang mencapai Rp190 juta tersebut, dengan panjang 150 meter, lebar dua (2) meter, hanya berusia dua pekan (2 minggu) sudah mengalami kerusakan yang sedemikian parah.
Berdasarkan informasi yang didapat, kondisi bangunan tersebut sangat memprihatinkan, sehingga tak heran jika warga setempat menyesalkan karena bagian permukaan jalan setapak sudah hancur, seperti pasir dan batu sudah terurai dari semen dan berlobang-lobang.
Agus (40) merupakan warga setempat, turut menuturkan rasa kekecewaannya dan tidak terima pembangunan proyek jalan setapak tersebut dengan asal-asalan, ia pun merasa kecewa dan tidak puas akan hasil kinerja tersebut.
"Mendingan jalan kami tidak usah dibangun, sebab dari pada yang sekarang, masih enak [rasa/merasa] kami dengan jalan kerikil sebelum dibangun. Sekarang ini belum juga sampai satu (1) bulan, jalan sudah berlobang dan pasirnya sudah mengelupas, ditambah lagi ditengah jalan dibuat lobang pembatas, sehingga membahayakan pengemudi sepeda motor dimalam hari," ujar Agus pada wartawan, Jumat (6-12).
Dijelaskan Agus, bukan hanya di Blok A saja yang dibangun asal-asalan, tapi di blok D dan E juga belum satu bulan dibangun sudah mengelupas. Ia mengatakan, jika ia juga [menjadi] sebagai seorang kuli bangunan, aneh melihat pekerja yang membuat jalan setapak dengan proses pembangunan yang diduga janggal.
"Dari cara pembangunan yang saya lihat, pertama pasir dan batu diratakan seperti jalan, setelah itu hanya disiram diatasnya dengan menggunakan semen. Bahkan tidak menggunakan besi, dan terlihat aneh, saya meminta pemerintah untuk turun langsung ceoschek ke lokasi," tuturnya.
Sementara itu, rasa kekesalan juga disampaikan oleh Wakil Bupati Muratara, H.Devi Suhartoni, yang turun langsung ke lokasi pembangunan dengan melakukan sidak sesuai dengan permintaan para warga.
"Sebenarnya masyarakat sangat berterima kasih dengan adanya jalan setapak tersebut, tapi kalau tidak bermanfaat percuma, bahkan yang muncul malah kekecewaan terhadap pemerintah. Meski dengan kondisi yang terjadi sekarang, di mana seluruh permukaan sudah mengelupas dianggap tak akan mampu lagi dilakukan dengan pemeliharaan," ujar Devi.
Devi juga menuturkan, ini pembangunan asal-asalan, ini menjadi pertanyaan besar bagi saya, ada permainan apa dibalik ini.
"Kok proyek seperti itu bisa asal-asalan, dan sangat tidak becus? Kenapa pembangunan ini dibilang asal-asalan dan tidak becus, saat saya mendorong-dorongkan dengan menggunakan kaki, semen dan pasirnya langsung dengan mudah mengelupas, dan ketika ditusuk menggunakan kayu, jalan langsung hancur dan terurai," ungkapnya.
Lanjutnya, kata Devi, kalau kerusakannya hanya sekedar retak masih dianggap wajar atau ada beberapa bagian yang mengelupas karena masih bisa diperbaiki dalam pemeliharaan, namun jika begini
dinilai dikerjakan asal-asalan oleh pihak kontraktor.
"Ini justru kerjaan orang yang mencari keuntungan besar, masyarakat harus berani bersuara dan melaporkan hal tersebut. Saya sangat menyesalkan baru satu minggu dibangun jalan setapak ini sudah rusak," pungkasnya.
Sumber: Linggau Klik