PALI, Klikanggaran.com--Realisasi pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) yang direncanakan akan dibangun oleh Forum Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang ada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) hingga kini belum terealisasi. Padahal wacana pembangunan BLK tersebut sudah dibahas satu tahun yang lalu atau sekitar Desember 2018 di salahsatu hotel di Jakarta.
Bahkan, wacana pembangunan BLK yang ditaksir menelan dana Rp37 miliar tersebut juga sudah dibahas di Musrenbang tingkat Kabupaten pada sekitar Bulan Maret lalu.
"Soal BLK ini sudah sudah kita sepakati sejak Desember 2018 di Jakarta. Dimana, waktu itu dihadiri Wakil Gubernur. Ditindaklanjuti Bulan Maret 2019, namun sampai saat ini belum ada guguknya atau tanda-tanda," kata Usman Gumanti dalam rapat koordinasi bersama Forum CSR Pali, Selasa (29/10/19).
Dalam rapat tersebut juga terungkap, meski sudah dipenghujung tahun, beberapa perusahaan yang tergabung dalam Forum CSR Pali terkesan belum ada koordinasi yang konkret. Hal ini ditandai belum adanya rekening resmi penampung dana atas nama Forum CSR Pali.
Sekda Kabupaten Pali, Syahron Nazil, mengatakan pihaknya akan membangun komunikasi yang intensif agar Forum CSR Pali dapat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Pali.
"Kita akan tetap bangun komunikasi supaya Forum CSR dapat berperan dalam meningkatkan kualitas SDM Masyarakat Pali," ujar Sekda, Rabu (30/10/19).
Terkait hingga saat ini belum ada tindaklanjut pembangunan BLK padahal Pemkab Pali telah menyiapkan lahan sekitar 3,7 heaktar. Pihaknya akan mengevaluasi titik masalahnya.
"Kita lagi evaluasi kendalanya dimana, apakah kelembagaan atau regulasinya," ujar Sekda.
Sementara itu salahsatu warga Pali, Fujianto (28) saat dimintai pendapatnya, sangat berharap adanya Balai Latihan Kerja (BLK) berdiri di Kabupaten Pali.
"Dengan adanya BLK nanti, kan warga Pali utamanya lulusan SMA/SMK bisa ikut latihan. Sehingga akan menambah skill dan bisa ditempatkan di berbagai perusahaan yang berada di Kabupaten Pali," ujarnya.
Dia menuturkan jika BLK ini diprioritaskankan dan dikelola dengan serius dan profesional bisa tidak mungkin akan mengurangi ketergantungan warga Pali dengan karet.
"Sekarang banyak warga Pali lulus sekolah menjadi seorang pekebun atau penyadap karet. Nah, melalui BLK inilah cara Pemkab Pali membantu warganya, dimana jika mereka ada skill otomatis bisa disalurkan diberbagai perusahaan khususnya yang ada di Pali," paparnya.