Baleho Jokowi-JK Naikkan Harga Karet Belum Terbukti

photo author
- Jumat, 21 Oktober 2016 | 16:18 WIB

Muara Enim, Klikanggaran.com - Akhir-akhir ini masyarakat Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) dibuat heboh dan diramaikan dengan beredarnya spanduk atau baleho foto gambar Jokowi-Jk yang bertuliskan kalimat dalam bahasa daerah.

Gambar Jokowi-JK itu, yang diduga kuat merupakan sisa alat peraga dalam sosialisasi masa kampanye pada Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilu 2014 yang lalu itu bertuliskan sebuah kata-kata persisnya seperti ini: "Peneng Rege Getah Murah, Jokowi-JK Pacak Naik ke Rege Getah Cak Zaman Mega". Atau, bila kita eja dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah: "Pusing Harga Karet Murah Jokowi-JK Bisa Menaikkan Harga Karet Seperti Zaman Mega".

 

Sontak foto pada baleho yang beredar itu menyita perhatiaan masyarakat, dan terkadang menjadi lelucon di situs jejaring sosial akun Facebook. Maklum saja, sampai saat ini (Oktober 2016_red) harga komuditi karet yang merupakan produk unggulan petani Provinsi Sumatera Selatan, khususnya Kabupaten Muara Enim dan Pali itu belum kunjung naik dalam kurun empat tahun terakhir. Berdasarkan pantauan klikanggaran di sejumlah wilayah, dan salah satunya di Desa Betung Kecamatan Abab Kabupaten Pali, Kamis 20/10/16, harga komuditi karet saat ini masih saja terpuruk di kisaran level harga Rp 4000/kg di tingkat eceran.

Salah satu warga Betung Abab berinisial Ts (30) menuturkan kegelisahannya pada klikanggaran, Kamis (20/10/16).

"Terus terang, Pak. Kami sangat menderita akibat dari harga karet murah ini. Kami ini sebagai masyarakat biasa tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa. Dengan harga karet yang tak sangat murah ini, jangankan kami mau beli ini dan beli itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat susah. Entah kapan harga karet ini bisa naik seperti dulu. Zaman sekarang susahnya minta ampun," keluhnya.

Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indoman, Deni K, saat dimintai tanggapannya mengenai telah beredarnya foto gambar baleho atau spanduk Jokowi-JK di masyarakat itu, membenarkan, bahwa dia pun melihatnya.

"Iya, kalau saya melihatnya ada kesan lucu, tapi juga menimbulkan sebuah pertanyaan. Kesan lucunya begini. Kan kalimat itu ditulis pakai bahasa kerajaan alias bahasa daerah, jadi terkesan hoax dan informal sekali. Sedangkan pertanyaan yang timbul, apa mungkin gambar baleho atau spanduk itu dibuat sudah diketahui oleh Jokowi-JK? Karena pada kenyataannya sudah dua tahun menjabat, harga karet bukan semakin naik, tapi makin terpuruk," kata Deni.

Sehingga, lanjut Deni, timbul dugaan, itu hanya perbuatan dari oknum Timses Jokowi-JK yang tidak bertanggungjawab dan terkesan melakukan apa saja untuk menarik simpati warga. Padahal itu jangan disepelekan, loh, kata Deni.

"Jangan salahkan rakyat yang menagih janji, itu fakta dan jelas maksudnya. Selama harga komuditi karet belum naik, maka selama itu juga gambar itu akan terus menjadi bancaan dan bahan lelucon para pengguna media sosial (medsos), untuk menagih janji Jokowi-JK, sesuai dengan apa yang tergambar pada baleho tersebut," tutur Deni.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X