Mataram, Klikanggaran.com - Aksi damai yang digelar beberapa Ormas Islam pada hari Jumat, 14 Oktober 2016 di beberapa kawasan di Jakarta berkaitan dengan tuntutan atas dugaan dan penistaan agama oleh Gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama (Ahok). Aksi damai tersebut menuntut beberapa hal, di antaranya agar masalah tersebut diselesaikan melalui jalur hukum.
Uniknya, pada hari yang sama, ada sekelompok mahasiswa yang terkumpul dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa di depan kantor PB NU dengan membawa beberapa tuntutan. Atas peristiwa tersebut, Syamsul Rachman, Ketua PKC PMII NTB menaggapi saat dikonfirmasi oleh klikanggaran, Sabtu (15/10/2016).
“Saya memahami kondisi tersebut, tapi pada hari yang sama, kenapa kawan-kawan HMI berdemo di kantor PB NU, mendemo para ulama yang ada di dalam gedung tersebut,” ungkap Syamsul.
Dari pantauan di media sosial, gambar tentang HMI mendemo PB NU tersebar dan menjadi viral/perbincangan pada grup-grup media sosial, baik WhatsApp, Blackberry Masengger, dan lain-lain. Tentu saja, Syamsul menyayangkan aksi HMI di PB NU tersebut.
“Mereka, HMI, juga harus paham, mengerti, tahu etika keorganisasian. PB NU tidak hanya dimiliki PMII Jakarta, tapi PB NU juga dimiliki oleh kader PMII se-Indonesia. Itu artinya, kondisi bangsa yang mudah terprovokasi, jangan sampai HMI ikut memperkeruh kondisi tersebut dengan etika keorganisasian yang buruk. Saya selaku Ketua PKC PMII NTB, menyerukan pada kader-kader PMII untuk tidak terpancing atas provokasi-provokasi berbau SARA dan lainnya. Ini untuk mempertahankan cita-cita dan keutuhan NKRI,” katanya.
Semoga Indonesia terhindar dari bencana kemanusian, menjadi Baldatun toyyibun wa robbul gofur, tanpa harus menyakiti, atau menzholimi sesama anak bangsa. Demikian pesan Syamsul.