Siapa Barujari dan Rinjani?

photo author
- Jumat, 30 September 2016 | 01:20 WIB
images_berita_Sep16_1-KR-Barujari
images_berita_Sep16_1-KR-Barujari

Jakarta, Klikanggaran.com - Gunung Rinjani melalui anaknya, yaitu Gunung Barujari saat ini kembali beraktivitas. Berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bencana, maka PVMBG menaikkan status gunung Rinjani dari normal aktif (level I) menjadi waspada (level II) terhitung sejak Selasa (27/9/2016) pukul 15.00 Wita.

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung ini merupakan gunung berati kedua tertinggi di Indonesia. Dengan ketinggian 3.726 m dpl pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT, Rinjani merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia. Rinjani juga merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha.

 

Dari catatan Wikipedia, Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara. Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m × 4.800 m, memanjang ke arah timur dan barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Nah, Gunung Barujari berada di sisi timur kaldera Rinjani.

Gunung yang disebut sebagai anak dari Gunung Rinjani ini memiliki kawah berukuran 170m×200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir meletus pada tanggal 25 Oktober 2015 dan 3 November 2015, setelah sebelumnya tercatat meletus pada Mei 2009 dan pada tahun 2004.

Dikutip dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dalam kurun 1846-2009 tercatat telah beberapa kali terjadi letusan, yakni pada 1944 (awal mula terbentuknya Gunung Barujari), 1966, 1994, dan 2004. Terakhir pada 2009, gunung yang secara administratif berada di 3 wilayah kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat itu meletus dan memakan korban 31 jiwa akibat banjir bandang pada Sungai Tanggek karena desakan lava ke Segara Anak.

Pada batuknya Gunung Barujari di tahun 2015 beberapa media mengisahkan, berdasarkan cerita dari seorang warga, konon Rinjani bernama Samalas, memiliki kaldera luas, meletus di abad ke-13. Lalu, di tengahnya tumbuh kerucut aktif. Kerucut aktif itulah yang dinamakan Gunung Barujari sampai sekarang.

Dari kisah yang dipaparkan warga tersebut, Rinjani dan Barujari memiliki kisah sama seperti Gunung Bromo di Jawa Timur dengan kaldera Tengger. Bromo adalah 1 di antara 5 gunung yang terbentuk di kaldera Tengger. Sama seperti Rinjani, muncul bisul di tengah kerucut aktif kaldera Tengger yang kemudian dinamakan Gunung Bromo.

Seperti yang terjadi pada Tengger dan Bromo. Sebenarnya yang terjadi sekarang pun seharusnya bukan letusan Gunung Barujari, tapi lebih tepat Gunung Rinjani meletus melalui kerucut aktif dalam kaldera yang disebut Gunung Barujari.

Gunung Barujari, menurut warga tersebut, tidak akan ada tanpa Gunung Rinjani. Sementara Gunung Rinjani tetap ada walau tanpa Barujari. Secara sistem, sifat magma mencari celah untuk keluar dari perut bumi di dalam gunung. Proses keluarnya magma yang sudah berjalan lama itu kemudian membentuk kerucut menyerupai gunung.

(kr)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X