Sumsel, Klikanggaran.com - Permasalahan armada angkutan mobil batubara tak kunjung usai di Provinsi Sumatera Selatan. Berbagai penolakan dan kecaman dari masyarakat agar armada batubara tidak melintas di jalan umum tidak membuat para sopir batubara nyalinya ciut.
Kecelakaan hari demi hari yang melibatkan armada angkutan batubara seakan menjadi tontonan yang telah lumrah untuk kita saksikan di jalanan, terutama di daerah kabupaten yang dilintasi armada angkutan batubara seperti Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali).
Kecelakaan demi kecelakaan itu seakan telah menjadi pemandangan biasa. Masih segar peristiwa armada batubara dari perusahaan-perusahaan tambang yang berada di wilayah Kabupaten Lahat pekan lalu (08/09/16) didemo oleh masyarakat Tanjung Raman Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Muara Enim.
Aksi demo tiga hari berturut-turut itu lantaran mereka dituduh terlibat peristiwa lakalantas yang membuat salah satu warga setempat meninggal dunia. Lalu, ada pula satu unit mobil batubara hangus dibakar masa di Desa Beruge Darat Kabupaten Pali lantaran menabrak seorang bocah kelas 1 SD, Riyani (7th) hingga korban tewas di tempat, Kamis (08/09/2016).
Bupati Muara Enim, Ir. H. Muzakir Saisohar, telah mengeluarkan statement kepada sejumlah awak media beberapa waktu lalu, sesuai surat edaran gubernur yang melarang armada angkutan batubara untuk melintas di jalan umum dan meminta semua jajaran Polres dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk bertindak tegas pada setiap angkutan batubara yang nekat lewat. Dan, agar tidak menyalahkan masyarakat jika masyarakat akan berbuat anarkis bila masih saja nekat lewat di jalan umum. Namun, nampaknya pernyataan bupati itu tak digubris.
Berdasarkan pantauan klikanggaran di lapangan pada hari Selasa (20/09/16), terminal regional masih dijadikan tempat untuk mangkal alias ngetem oleh armada angkutan batubara menuju PT. Epi Kabupaten Pali, seolah tidak ada tindakan tegas dari Dishub Muara Enim. Padahal jelas terminal regional merupakan aset daerah dalam hal ini Dishub Muara Enim.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Muara Enim, Fatur Rahman saat ingin dimintai tanggapannya mengenai dugaan pembiaran terminal regional dijadikan tempat mangkal armada angkutan batubara sedang melaksanakan rapat di kantornya.
“Bapak sedang rapat, Pak,” kata salah satu pegawai Dishub Muara Enim, Rabu (21/9/2016).