Pekanbaru, Klikanggaran.com - Kasus beredarnya foto kongkow-kongkow beberapa petinggi Polda Riau bersama oknum PT. APSL yang diduga kuat terlibat dalam kasus kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hilir rupanya belum berakhir. Seperti diketahui, empat hari lalu BEM Universitas Riau bersama Publik Melawan Karhutla mengeluarkan pernyataan sikap kekecewaan atas beredarnya foto oknum penegak hukum dan bos PT. APSL yang tampak sedang kongkow-kongkow disertai memegang botol miras di salah satu hotel di Kota Pekanbaru.
(Baca juga: Kecewa Atas Bantahan Polda Riau, BEM Riau Siapkan Aksi)
(Baca juga: Apa Benar Hukum di Indonesia Untuk Melindungi Rakyat?)
(Baca juga: Mahasiswa Seluruh Indonesia Asal Riau Kecewa Terhadap Polda Riau)
(Baca juga: Konsolidasi Mahasiswa untuk Aksi)
BEM UR mengemukakan dalam pernyataan sikapnya, jika permintaan yang disampaikan dalam pernyataan sikap tidak dipenuhi maka ratusan mahasiswa almamater biru langit akan turun ke jalan.
Dan, ancaman BEM UR beberapa hari yang lalu itu telah dibuktikan dengan melakukan aksi, menurunkan masa kurang lebih 500 mahasiswaa Universitas Riau. Aksi ini digelar di depan Kantor Kepolisian Daerah Riau yang bertempat di Jalan Jendral Soedirman, Kota Pekanbaru. Aditya Putra Gumesa selaku Menteri Sosial dan Politik BEM UR mengatakan bahwa terdapat 3 tuntutan utama yang disampaikan ketika aksi.
Pertama menuntut Presiden Jokowi agar segera membentuk tim independen untuk menyelidiki penerbitan SP3 terhadap 15 perusahaan pembakar hutan dan lahan di Riau yang dinilai sangat tidak layak.
Kedua, menuntut Kapolri mencopot aparat Polda Riau yang terlihat di foto sedang kongkow–kongkow bersama bos PT APSL.
Ketiga menuntut Kapolri untuk mencopot Kapolda Riau selaku orang yang bertanggungjawab dan dinilai sangat tidak tidak optimal dalam menjalankan tugasnya.
"Ketika masyarakat Riau harus mengungsi dikarenakan kabut asap, di saat itu pula oknum penegak hukum kongkow-kongkow dengan bos PT. APSL yang diduga terseret kasus pembakar lahan. Tentu kita tidak bisa mendiamkan hal ini," kata Abdul Khair dalam orasinya, Senin (5/9/2016).