Palembang, Klikanggaran.com
OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Muara Enim, Sumsel awal Bulan Seftember lalu, yang juga menjerat Bupati Muara Enim nonaktif, Ahmad Yani termasuk salah satu praktek korupsi dengan nilai rupiah yang tergolong cukup besar yang diungkap KPK di tanah air.
Pada OTT tersebut KPK menduga terjadi pemberian komitmen fee sebesar 10% atau sekitar 13 miliar dari nilai 16 paket proyek jalan yang mencapai Rp129 miliar.
"Total fee yang diberikan terdakwa kepada Bupati Muara Enim sebesar Rp12,9 miliar," kata JPU KPK, Muhammad Asri Iwan dalam sidang perdana atas terdakwa penyuap Bupati Muara Enim, Robi Okta Fahlevi.
Dalam dakwaannya, JPU juga membacakan adanya aliran suap berjumlah miliaran rupiah yang turut mengalir ke beberapa pejabat di Muara Enim lainnya, termasuk kepada 22 Anggota DPRD setempat.
OTT KPK di Muara Enim termasuk juga kasus dengan nilai uang terbesar yang diungkap KPK
Jika dibandingkan nilai rupiah terhadap beberapa kasus OTT yang dilakukan oleh KPK, kasus OTT di Muara Enim mengalahkan beberapa kasus lainnya. Seperti kasus OTT yang melibatkan mantan Ketua DPD, Irman Gusman beberapa tahun lalu. Dimana, dalam kasus kuota impor gula di Sumatera Barat ini, tim KPK mengendus adanya pemberian uang sebesar Rp100 juta dari pemilik CV Semesta Berjaya.
Dan, terbaru perihal OTT KPK di Medan, Sumatera Utara yang berakhir dengan penetapan tersangka kepada Walikota Medan, Tengku Dzulmi Eldin (TDE). Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan selain Dzulmi Eldin, KPK juga menangkap enam orang lainnya dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang digelar KPK sejak Selasa (15/10) malam hingga Rabu (16/10) dini hari. Dimana, dalam operasi senyap tersebut, KPK menyita barang bukti uang senilai ratusan juta rupiah.