Menjadi PNS Tidak Selalu Benar

photo author
- Senin, 12 April 2021 | 19:28 WIB
Pegawai_Negeri_Sipil
Pegawai_Negeri_Sipil

Saya pernah mengetahui, beberapa peneliti membeli beberapa produk teknologi dari China kemudian dirangkai, dikemas, ditempel logo kantor dan dipamerkan ke media massa dengan klaim "hasil penelitian dari mereka."


Evaluasi secara anggaran tentu berhasil karena berhasil terserap habis; evaluasi secara teknis? menjadi tidak penting, yang penting sudah dimuat di media massa.


Pernah juga ada proyek penelitian yang selama setahun tidak membeli alat atau bahan apapun (tidak ada bahan atau material penelitian yang nyata datang ke kantor) tapi diakhir tahun, anggaran semua dana terserap atau habis. Kok bisa? sebagian besar habis untuk perjalanan dinas sedangkan pembelian alat atau bahan bisa kerjasama dengan supplier dan bagian pengadaan, yang penting anggaran habis, untuk apa penggunaannya tidak penting dan "rahasia".


3. Organisasi otoriter dan tidak dinamis


Apapun perintah atasan, kita harus OK jangan ada perbedaan pendapat atau karir anda akan dimatikan. Demikian kira-kira pengelolaan organisasi di PNS. Jika ada anak muda lebih pintar, maka senior akan gerah. PNS sangat cocok untuk orang yang melihat aturan sebagai hitam dan putih sedikitpun jangan sampai melanggar prosesnya, meskipun harus memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.


Berprestasi dan tidak berprestasi gaji anda tetap sama meskipun bekerja serampangan. Senior gajinya akan bisa lebih tinggi daripada anak muda yang pintar dan berbakat namun masih baru. 


4. Hobi mengurusi kehidupan rekan kerja


Bergosip, dan cenderung psychological bullying. Relasi dengan rekan kerja di kalangan PNS sangat aneh, semua masalah pribadi bisa menjadi konsumsi kantor, sih itu selingkuh sama ini, rumah dia baru renovasi, sih itu habis cerai makanya begitu, anak sih bapak itu anaknya narkoba, dsb.. dsb.. Ghibahan menjadi topik dan obrolan yang lebih menarik daripada improvisasi program dan pekerjaan rutin.


Saya pernah mendengar sendiri terkadang ada yang dengan sengaja membicarakan aib orang tersebut dengan cara menyamarkan dengan subyek yang mirip. Tujuannya? Untuk menjatuhkan mental dan persaingan karir agar orang tersebut tidak betah atau yang lainnya. Jika korban psychological bullying ini marah dan tersinggung maka ia akan semakin dipojokan. 


5. Fokus pada kenaikan pangkat


Agar tunjangan naik dan kerja lebih santai. Biasanya ada PNS yang bertahan lama di kantor tertentu saja tujuannya adalah naik pangkat dan tunjangan naik tapi kerja lebih santai (statis). Kalau ada junior yang pintar tapi nurut ini adalah sasaran empuk untuk para senior malas. Jika ada yang menolak maka siap-siaplah merasakan poin 4 yaitu menjadi korban psychological bullying.


Banyak PNS yang ingin mendapatkan jabatan, tujuannya adalah agar bisa melakukan perjalanan dinas, karena uang hariannya bisa untuk tambahan. Ketika senior di ruangan saya mengungkapkan demikian, saya jadi ingat pesan Sarcastic, mungkin memang harus dipangkas 3 generasi untuk merubah mental mereka (istilah kerennya keluar dari  dark mentally).


6. Susah keluar


Salah satu penyesalan masuk PNS adalah susah keluar. Bahkan ketika kita menemukan passion pekerjaan yang lebih baik (swasta) kita akan sulit untuk keluar, ketika kita berprestasi dan mendapatkan tawaran dari perusahaan yang lebih baik atau posisi lebih tinggi hal ini akan menjadi sulit karena rantai birokrasi yang panjang.


Jika kita keluar dan lebih memilih yang lebih baik maka siap-siaplah menerima sindiran seperti psychological bullying seperti kalimat "tidak setia kepada negara, looser dan lainnya. "Beberapa minggu terakhir ada aturan baru dari Badan Kepegawaian Negara yang "memudahkan" PNS untuk keluar atau pensiun dini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dere Linggau

Tags

Rekomendasi

Terkini

X