Bibir Nug masih menempel di bibirku. Entah kapan kami bisa mendapatkan momen ini lagi. Kami benar-benar tidak bisa—dan tidak berani—memikirkannya. Sebab, ketika empat puluh lima jam nanti habis, aku dan Nug harus kembali pada kenyataan yang ada.
---
Penulis: Sekar Mayang