Selain itu faktor yang membuat K.H. Noer Ali tidak memasuki organisasi yang lebih besar adalah karena masih banyak teman-temannya yang kesulitan keuangan, dan lemahnya kemampuan intelektual dan pengalaman organisasi dari individu masing-masing teman-temannya.
K.H. Noer Ali pun sadar bahwa kekuatan bisa dibina dari yang kecil, dari yang bawah.
Sebagai realisasinya, KH.Noer Ali dan beberapa temannya seperti KH.Hasan Basri membentuk organisasi Persatuan Pelajar Betawi (PPB), dengan KH.Noer Ali sebagai ketuanya.
Baca Juga: Mangrove Sedari, Karawang: Destinasi Wisata Alam yang Cocok untuk Acara kumpul-Kumpul
Ketika suasana mendekati perang dunia II (akhir 1939), K.H. Noer Ali yang sudah memiliki cukup ilmu memutuskan untuk kembali ke tanah air.
Syeikh Ali al-Maliki yang melihat potensi keulamaan K.H. Noer Ali, berpesan diakhir pertemuan: “Kalau kamu mau pulang, silahkan pulang. Tapi Ingat, jika bekerja jangan jadi penghulu (pegawai pemerintah). Kalau kamu mau mengajar, saya akan ridha dunia-akhirat”.
DISCLAIMER: Artikel ini merupakan tulisan Humaedi, Dosen Sejarah Universitas Negeri Jakarta dan telah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Sejarah ke 4 Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang.