Mahasiswa Unjani Ini Ikut dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke-4 Kemendikbud, Begini Curhatannya

Merupakan nilai yang harus dijaga dan terus melakukan kebaikan seperti falsafah Sulawesi Utara yang menyatakan "Sitou Timou Tumou Tou" yang artinya manusia hidup untuk menghidupkan sesama kebaikan dengan orang lain. Filosofi ini mencirikan sebuah mutu kemanusiaan yang tinggi, sehingga dapat diintegrasikan dalam kehidupan masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan.

Unsrat menjadi Kampus Pertukaran Mahasiswa Merdeka di luar Pulau Jawa. Segi pembelajaran perkuliahan tidak tertinggal jauh dengan Kampus-Kampus yang ada di Pulau Jawa. Unsrat dengan komitmen selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, tidak heran mampu dapat mempertahankan akreditasi kampus.

Selain akreditasi kampusnya yang baik, elemen civitas UKM (unit kegiatan kemahasiswaan), Keorganisasian Mahasiswa Kampus (MPM, DPM, BEM dan Himpunan Jurusan) yang cukup baik dan aktif di lingkungan kampus Unsrat. Di tambah lagi tergabungnya komunitas-komunitas mahasiswa eksternal Aliansi Cipayung sebagai pelengkap demokrasi kehidupan mahasiswa di lingkungan kampus (miniatur sistem demokrasi negara).

“Maka, bagi teman-teman yang tertarik dan akan mencoba pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) di angkatan selanjutnya, Kampus Unsrat (Universitas Sam Ratulangi) dapat menjadi salah satu opsi pilihan dan rekomendasi bagi teman – teman,” saran Agung.

Mempelajari dan memahami perbedaan budaya yang ada, menjadi cara bagi kita untuk semakin mencintai budaya kita sendiri, dan menghormati budaya lain. Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) menjadi jalan bagi memecah stereotip keanekaragaman budaya di Indonesia yang dipraktekkan terjun kelapangan langsung oleh mahasiswa itu sendiri.

“Pertukaran Mahasiswa Merdeka, ‘Bertukar Sementara Bermakna Selamanya’, Manado, ‘Torang Semua Basudara dan Torang Semua Baku Sayang,” pungkas Agung.