KLIKANGGARAN -- Cimabue, mungkin, kurang terkenal di Indonesia dibandingkan nama pelukis-pelukis hebat lainnya di dunia, seperti Leonardo da Vinci atau Vincent van Gogh.
Tapi, ternyata Cimabue dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam perkembangan seni lukis Italia prarenaisans.
Cimabue, seorang pelukis dan pengukir Italia abad ke-13, yang nama aslinya adalah Cenni di Pepo.
Namun, ia lebih dikenal sebagai Cimabue, suatu bentuk penghormatan dalam bahasa Italia yang berarti "sapi tua."
Cimabue aktif pada abad ke-13, terutama pada pertengahan abad tersebut.
Baca Juga: Museum Louvre: Bangunan Megah Ikonik di Paris dengan Perjalanan Sejarah yang Panjang
Ia dianggap sebagai pelukis yang menghubungkan gaya seni Bizantium (khususnya gaya ikonografi Bizantium) dengan gaya seni yang kemudian berkembang menjadi gaya Renaisans.
Karyanya mencerminkan perubahan yang terjadi dalam seni Italia pada periode ini, menuju pemahaman perspektif dan realisme yang lebih besar.
Salah satu karya terkenal Cimabue adalah "Madonna Enthroned with Angels and Prophets," yang kini disimpan di Uffizi Gallery di Firenze.
Lukisan ini menggambarkan Pengangkatan Bunda Maria dan menunjukkan pengaruh gaya Bizantium dalam ikonografi figur dan komposisi.
Namun, kepopuleran Cimabue juga terkait erat dengan murid terkenalnya, Giotto di Bondone.
Baca Juga: Perkuat Eksistensi, PIK-R Generik SMAN 4 Luwu Utara Luncurkan Produk Keripik Labu
Giotto dianggap sebagai tokoh yang lebih signifikan dalam perkembangan seni Renaisans, dan dikatakan bahwa Cimabue menemukan Giotto ketika Giotto masih muda dan sedang menggambar domba di batu.
Kebijaksanaan Cimabue untuk memberikan kesempatan kepada Giotto menandai peralihan penting dalam perkembangan seni Italia menuju Renaisans yang lebih modern.