Artinya: Diriwayatkan dari Yazid bin khushoifah dari al-Sa’ib bin Yazid, beliau berkata: “Para Sahabat di masa Umar bin khattabr.a. melakukan qiyamullail(beribadah di tengah malam) di bulan Ramadlan 20 rakaat dengan membaca 200 ayat, sedangkan pada masa Utsman r.a. mereka bersandar pada tongkat karena lamanya berdiri”. (HR. Al Baihaqi (2/496), dan dinilai sahih Imam Nawawi dalam kitab Majmu, Imam Zaila’i dalam kitab Nasb al-Rayah, dan mayoritas ulama. (Nuruddin Iter, I’lam al-Anam Syarh Bulugh al-Maram: juz: 1, hal: 79)
Hadits lain:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن الْجَعْدِ، حَدَّثَنَا أَبُو شَيْبَةَ إِبْرَاهِيمُ بن عُثْمَانَ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ مِقْسَمٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي رَمَضَانَ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ. (المعجم الكبير للطبراني: 10 / 86).
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far ar-Razi, Ali bin al-Ja’di, Abu Syaibah bin Utsman dari al-Hakam dari Miqsam dari IbniAbbas, beliau berkata : “Dahulu Nabi SAW melaksanakan shalat (tarawih) di bulan ramadlan 20 rakaat dan shalat witir”. (HR. Al-Thabarani, al-Mu’jam Kabir, juz: 10, hal: 86).
3. 36 rakaat
Sebagai informasi, Ahli Madinah (penduduk Madinah) melakukan salat tarawih dengan 36 rakaat, seperti yang dijelaskan oleh As-Sayyid Muhammad As-Syathiri dalam Syarah Yaqut-nya sebagai berikut:
وَأَقَلُّ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَانِ، وَأَكْمَلُهَا عِشْرُوْنَ. وَقَالَ مَالِكٌ: سِتَةٌ وَثَلَاثُوْنَ وَهُوَ عَمَلُ أَهْلِ المَدِيْنَةِ، وَقَالُوا: إِنَّهُمْ أَرَادُوا مُسَاوَةَ أَهْلِ مَكَّةَ، لِأَنَّهُمْ يَطُوْفُوْنَ سَبْعًا بَيْنَ كُلِّ تَرْوِيْحَتَيْنِ، فَجَعَلَ أَهْلُ المَدِيْنَةِ مَكَانَ كُلِّ سَبْعٍ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ. شرح الياقوت النفيس: 194.
Artinya: “Paling sedikitnya rakaat Tarawih 2 rakaat, sedangkan yang paling sempurna 20 rakaat. Dan Imam Malik berkata: 36 rakaat dan itulah yang dilakukan Ahli Madinah, ulama’ Malikiyyah mengatakan: “Ahli Madinah berkehendak menyamakan ibadahnya dengan Ahli Makkah, sebab Ahli Makkah melakkukan thawaf tujuh kali putaran di antara dua tarwihan (dua istirahatan), kemudian Ahli Madinah menjadikan posisi setiap tujuh kali putaran dengan melakukan shalat 4 rakaat”. (Muhammad As-Syathiri, Syarah Al-Yaqut An-Nafis, hal. 194)
Silakan bagikan artikel ini dan semoga kita semua mendapatkan berkah di bulan Ramadhan yang mulia.
Artikel Terkait
Tak Kuat Dihujat Netizen, Mantan Istri Kurnia Meiga Buka Tabiat Mantan Suaminya Itu, Ternyata Begini Aslinya!
Sinopsis Doctor Slump Episode 14: Kesedihan Mendalam Jeong Woo setelah Kematian Sahabatnya Kyung Min
Beri Pembelaan, Anak Amy dan Aden Wang Sampaikan Kesaksian yang Mengejutkan
Leonardo Dicaprio Terciduk Membelai Rambut Seorang Wanita Berkulit Hitam yang Bukan Kekasihnya, Siapa Dia?
27 Objek Wisata Purbalingga akan Gelar Aksi Tanam Pohon, Diawali oleh Owabong
Wujudkan Zero Stunting, Kades Mukti Jaya Luncurkan Empat Langkah Strategis Cegah Stunting
Jelaskan Sosok Tisya Erni, Ekspresi Putri Amy BJ dan Aden Wang Jadi Sorotan
Disebut Tukang Mabuk Oleh Mantan Istrinya, Dugaan Deddy Corbuzier Mengenai Alkohol Pemicu Kebutaan Kurnia Meiga Terbukti?
Nasihat Ramadan (1): Capek ya Mengejar Dunia? Yuk Kembali ke Allah, Pasti Bahagia!
Inilah Sosok Harashta Haifa Zahra Sang Puteri Indonesia 2024 Tuai Kontroversi, Siapa Sebenarnya?