Briket Arang Kelapa Diminati Perusahaan Private Equity

photo author
- Minggu, 16 Oktober 2016 | 00:52 WIB
images_berita_Okt16_1-BRIKET
images_berita_Okt16_1-BRIKET

Jakarta, Klikanggaran.com - Briket kelapa untuk kebutuhan ekspor semakin menarik minat para pelaku bisnis. Salah satunya adalah perusahaan private equity asal Indonesia, PT Investa Stellar Dana Kelola (ISDK) milik Investa Grup, yang juga tertarik untuk terjun ke dalam bisnis tersebut. ISDK mengakuisisi sebagian saham sebuah perusahaan pengekspor briket kelapa.

Menurut Direktur ISDK Jhon Veter, briket kelapa merupakan bisnis energi terbarukan yang memiliki potensi pertumbuhan yang bagus.

 

"Saat ini energi fosil sudah banyak ditinggalkan. Briket kelapa bahan bakunya seratus persen lokal dan permintaan pasar luar negeri cukup bagus," ujarnya pada wartawan, Sabtu (15/10/2016).

Jhon Veter menuturkan, sebelum ISDK berinvestasi di perusahaan pengekspor briket kelapa ini, perusahaan tersebut mengirimkan dua kontainer per bulannya untuk memenuhi permintaan dari pasar Timur Tengah dan Eropa. Saat ini mampu mengirimkan 10 kontainer setiap bulannya. Ada pun satu kontainer berisi sekitar 20 ton briket kelapa.

Ditanya wartawan mengenai hal-hal yang dilakukan terkait pelonjakan produksi, ia menuturkan, setelah ISDK masuk di perusahaan tersebut, ISDK melakukan mekanisasi dengan menambah mesin untuk optimalisasi produksi dan melakukan Standar Operational Procedure (SOP) untuk produksi dan pengiriman.

"Mulai dari produksi, pencampuran briket hingga proses oven, kita menggunakan mesin," terangnya.

Sedangkan pabrik pembuatan briket kelapa ada di Cikunir, Bekasi Jawa Barat. Di lahan seluas 1,5 hektar tersebut, bahan-bahan baku yang dikirim dari Gorontalo, Bondowoso, Bengkulu, dan daerah lainnya masih berupa arang. Di Cikunirlah, arang diproses menjadi briket, dikemas, dan siap kirim.

"Ada juga permintaan ekspor ke pasar Jepang, saat ini kami sedang mempelajarinya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat terealisir," ujarnya.

John memaparkan keunggulan briket kelapa, di antaranya memiliki kandungan kalori yang tinggi dan debu yang lebih sedikit dibanding batu bara.

Saat ini permintaan briket kelapa dari pasar nasional terbilang minim, hanya kurang dari 10 persen yang diproduksi dan dipasarkan ke pasar lokal. Direktur ISDK ini optimis dengan pertumbuhan energi terbarukan karena energi fosil sudah ditinggalkan banyak orang.

"Kita harus mengoptimalisasi sumber daya alam Indonesia dan memberikan nilai tambah, tidak sekadar mengekspor bahan mentah keluar negeri. Dengan begitu, Indonesia juga mendapatkan banyak benefit," tutupnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X