JAKARTA, Klikanggaran.com –China dan India adalah tempat bagi 2,5 miliar penduduk dunia. Angka itu berarti seperti tiga atau lebih konsumen dunia.
Namun, industri ritel China dan India melemah sehingga telah memicu kekhawatiran pasar. Efek perlambatan ganda dari dua ekonomi ini merebak ke seluruh dunia.
Konon, berbagai produsen dari mobil hingga sabun telah menggantungkan harapan mereka pada laju pertumbuhan dari kedua raksasa ekonomi yang baru mendapatkan perhatian dunia tersebut.
Seorang penjual elektronik di Beijing, He Hongyuan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (10/10/2019) berkata, "Belakangan ini, konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Dulu, orang-orang dapat mengganti smartphone mereka segera setelah model baru keluar. Namun kini mereka belanja sesuai kebutuhan.”
Deepak Gurnaney di Mumbai jaraknya 3.000 mil dari Beijing, yang juga mencari nafkah dari penjualan elektronik mengungkapkan bahwa bisnisnya telah turun 25% sepanjang 2 tahun terakhir.,
Bahkan, dia tidak menganjurkan anggota keluarganya yang lain untuk ikut terjun ke dunia bisnis karena ketidakpastian tentang perdagangan pada masa depan.
Pertumbuhan ekonomi China diindikasikan akan melemah pada kisaran 6% untuk tahun ini, yang merupakan laju paling lambat dalam catatan, sedangkan ekspansi di India mencapai titik terlemah selama 6 tahun terakhir pada kuartal kedua tahun ini.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pelemahan daya beli konsumen.
Sebagai contoh, penjualan otomotif di China, mencakup sedan, kendaraan sport, minivan dan kendaraan multiguna turun untuk keempatbelas kalinya pada Agustus, dalam 15 bulan terakhir.
Pada saat yang sama, penjualan mobil di India mencatat rekor penurunan tahunan terbesar.
"China dan India kemungkinan akan tetap menjadi pasar konsumen terbesar dan paling menjanjikan di luar sana, tetapi perlambatan ini masih menjadi hambatan bagi ekonomi global yang juga sedang kesulitan," kata Frederic Neumann, co-head penelitian ekonomi Asia di HSBC Holdings Plc, Hong Kong.
Meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi China dan India masih lebih tinggi dari negara lain, laju pelemahan yang terpantau sepanjang tahun ini cukup kritis.
China perlu menjaga kecepatan eskpansi untuk menghadapi penumpukan utang dari masa kejayaanya. Sementara itu, India mengandalkan ekonomi yang kuat untuk menyerap jutaan pencari kerja baru setiap bulan.
Ekonom Capital Economics Julian Evans-Pritchard mengatakan bahwa penggerak ekonomi tradisional kedua ekonomi tersebut kini kehabisan daya untuk bergerak lebih cepat.