Ketua KKMP Tukangkayu, Imam Maskun, menjelaskan pengembangan sistem simpan pinjam berbasis voucher belanja agar manfaat ekonomi kembali ke anggota. Ia menyebut gerai sembako menjadi prioritas utama.
“Kami memprioritaskan gerai sembako dengan harga grosir. HPP-nya lebih murah dari grosir. Ditambah cashback dari BTN hingga 30 persen untuk pembelian minimal Rp25 ribu lewat QRIS, autodebet, atau EDC. Ada juga promo BNI dengan diskon sampai 50 persen melalui pembayaran QRIS,” jelasnya.
Ke depan, koperasi menyiapkan pengembangan usaha berbasis Inpres Nomor 9 Bab 15.
“Harapannya kami bisa menjadi penyangga MBG. Jadi KDMP dan MBG saling terhubung, termasuk pemasok bahan baku. Ini sesuai landasan Inpres Nomor 9 Bab 15,” tambahnya.
Melalui kolaborasi dengan BTN, BNI, Bulog, Pertamina, dan perusahaan daerah, KKMP ditargetkan menjadi pusat distribusi sembako, LPG 3 kg, dan kebutuhan pokok, sekaligus etalase produk UMKM.
Menkop: Banyuwangi Jadi Rujukan Nasional
Menkop Ferry berharap model koperasi modern Banyuwangi dapat direplikasi secara nasional sebagai pondasi kedaulatan ekonomi rakyat.
“Ketika masyarakat diberi akses usaha, permodalan, dan pelatihan, koperasi bisa menjadi motor ekonomi lokal. Kita produksi sendiri, jual sendiri, dan biayai sendiri. Itulah kedaulatan ekonomi,” tegasnya.
Peluncuran KKMP Tukangkayu menjadi tonggak penting penguatan ekonomi kelurahan berbasis koperasi modern dan digital.**