bisnis

Kredit UMKM Anjlok Tembus 0,11%! BI Beberkan Fakta Pahit: Permintaan Lesu & Suku Bunga Gantung Pelaku Usaha.

Rabu, 19 November 2025 | 21:34 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo ungkap perlambatan kredit UMKM yang terjadi pada Oktober 2025. ((Tangkapan layar YouTube Bank Indonesia))

 

(KLIKANGGARAN) --Kondisi kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan perlambatan yang signifikan. Pada Oktober 2025, pertumbuhannya hanya mencapai 0,11 persen secara tahunan, turun dari capaian di periode sebelumnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa pelemahan ini terjadi seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan. Kredit perbankan pada bulan tersebut tercatat tumbuh 7,36 persen (yoy), lebih rendah dari September 2025.

“Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM Oktober 2025 yang turun menjadi sebesar 0,11 persen (yoy),” ujar Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.

Baca Juga: Semeru Makin Bergejolak, Guguran Lava Kian Intens dan PVMBG Naikkan Status Jadi Level IV Awas

Sang Gubernur menguraikan tiga faktor utama yang menyebabkan permintaan kredit belum juga menguat. Menurut analisisnya, pelaku usaha masih bersikap 'wait and see' dengan menahan ekspansi bisnis.

“Permintaan kredit yang belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih menahan ekspansi (wait and see), optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi,” jelas Perry.

Sikap hati-hati ini tidak hanya datang dari pelaku usaha, tetapi juga dari perbankan. Bank sentral menyoroti bahwa dari sisi penawaran, lembaga keuangan masih bersikap selektif.

Baca Juga: Wanita Diduga Dosen FH Untag Tewas Misterius di Hotel Semarang, Saksi Utama Disebut Oknum Polisi Berpangkat AKBP

“Lending requirement segmen kredit konsumsi dan UMSM masih meningkat seiring dengan sikap kehati-hatian bank sejalan dengan tingginya risiko kredit pada kedua segmen tersebut,” tambahnya.

Meski demikian, Perry Warjiyo menegaskan bahwa kondisi likuiditas perbankan domestik sebenarnya dalam keadaan kuat. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) justru mengalami peningkatan.

Posisi undisbursed loan atau kredit yang telah disetujui namun belum dicairkan juga masih sangat besar, mencapai Rp2.450,7 triliun, yang menunjukkan potensi penyaluran yang masih tersimpan.

Baca Juga: Wakapolri Blak-blakan Akui Layanan Polisi Lambat, Bandingkan Respons Damkar yang Dinilai Lebih Cepat

Melihat kondisi ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 akan berada di batas bawah dari target yang telah ditetapkan.

Halaman:

Tags

Terkini