Persoalan oversupply juga menghambat investasi energi terbarukan. Sebagian besar surplus berasal dari pembangkit batu bara, sehingga ruang untuk energi bersih semakin terbatas.
“Investor Energi Baru Terbarukan (EBT) jadi ragu, karena permintaan tidak jelas. Padahal kita sedang dikejar target transisi energi,” tulis laporan Trend Asia.
Kini PLN menghadapi paradoks: listrik berlimpah tapi tidak terserap, kerugian triliunan membayangi, sementara tuntutan transisi energi terus mendesak. Lampu tetap menyala di kota-kota besar, namun kantong PLN kian terkuras.**