bisnis

Perkuat Zona II PIT di Tanah Papua, Kementerian KKP Gandeng PT Pindad Internasional Logistik

Minggu, 28 Januari 2024 | 15:20 WIB
Soft launching ekosistem hasil perikanan zona II PIT koridor Biak-Suarabaya

 

KLIKANGGARAN -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat implementasi Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Tanah Papua dengan melakukan soft launching ekosistem hasil perikanan zona II PIT koridor Biak-Suarabaya. Pengelolaan berbasis ekosistem tersebut untuk mendekatkan rantai pasok hasil perikanan dari hulu ke hilir, khususnya dari pusat produksi ke pusat distribusi ikan.

Model ekosistem yang dibangun KKP adalah penguatan dan harmonisasi tata kelola sistem logistik ikan yang efisien, mendukung penjaminan mutu serta ketertelusuran terhadap produk. KKP bekerja sama dengan PT Pindad International Logistic dalam mengembangkan koridor Biak-Surabaya.

Direktur Utama PT PIL, Suresh Ferdian - (dok. Ist)

Direktur Utama PT Pindad Intetnational Logistic, Suresh Ferdian, mengatakan bahwasannya kerja sama tersebut memperkuat layanan logistik antar wilayah.

"Kita tetap meningkatkan rasio pendistribusian perikanan dalam negeri  dengan target menumbukan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), serta menjamin kepercayaan yang telah dilakukan Kementerian KKP," ujar Suresh Ferdian.

Dilain sisi, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengatakan bahwa zona 2 adalah salah satu zona yang memiliki sumber daya ikan yang tinggi, namun saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga melalui implementasi PIT berbasis kuota.

 "Sumber daya ikan akan terjaga dan manfaat ekonomi akan terwujud secara lestari dan berkelanjutan, terutama bagi masyarakat lokal," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, saat peresmian di Biak.

Budi memaparkan pendekatan logistik untuk memastikan produk perikanan yang dikirim dilakukan secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan tepat lokasi, sehingga kegiatan akan berjalan lebih efektif dan biaya yang dikeluarkan akan lebih efisien. Hal ini terlihat saat uji coba selama sebulan terakhir sebanyak 20 kapal yang sudah beroperasi di Zona II berhasil dipersingkat waktu yang semula 7-10 hari untuk sampai ke daerah penangkapan, kini hanya butuh 2 hari.

"Sebelum pindah kesini berangkatnya dari Jakarta perlu perjalanan satu minggu hingga 10 hari. Operasi disini, 2 hari sudah sampai ke lokasi penangkapan," tuturnya. 

Tak hanya itu, efisiensi tersebut juga berhasil meningkatkan produktivitas kapal penangkapan ikan. Hal ini terlihat dari jumlah tangkapan selama sebulan yang mencapai 50 kontainer berukuruan 20 feet.

"20 kapal ikan yang sudah bermigrasi disini, sebulan sudah menghasilkan 50 kontainer ukuran 20 feet artinya 750 ton. Jadi mari bangun ekonomi biru di Tanah Papua melalui PIT berbasis kuota yang mengedepankan ekologi untuk kesejahteraan masyarakat berkelanjutan," ujar Budi.  

Senada, Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki, berharap pengembangan koridor Biak-Surabaya ini bermanfaat bagi perekonomian daerah serta memicu tumbuh-kembang usaha dan industri sektor kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia timur dengan memprioritaskan keberlanjutan sumber daya sebagai implementasi ekonomi biru.

Terlebih estimasi potensi di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 717 untuk ikan pelagis kecil sebesar 135ribu ton dengan Jumlah Tangkapan yang diBolehkan (JTB) 121,6 ribu ton dan ikan pelagis besar (selain tuna dan cakalang) sebesar 189 ribu ton dengan JTB 132 ribu ton. 

Halaman:

Tags

Terkini