KLIKANGGARAN -- Sebab khawatir menjadi sasaran sanksi dari Amerika serikat, beberapa bank China menolak transaksi dari bank-bank Rusia, ungkap wakil CEO MSP Bank Rusia, Aleksey Potapov, pada hari Kamis, dilansir RT.com.
Potatov menyebutkan bahwa beberapa bank Rusia telah melakukan transaksi ke Bank Komersial Chouzhou dalam mata uang yuan China. Namun, pada Desember lalu, setelah menerima uang dari bank Rusia, Bank China mulai mengirimkannya kembali, kata Potapov.
“Kami harus mengakui bahwa beberapa bank China, karena takut akan sanksi sekunder, melakukan pembayaran kembali kepada nasabah kami. Hal ini sangat bergantung pada tujuan pembayaran dan perusahaan yang melakukan transaksi,” ujarnya.
Bank-bank Tiongkok terutama memperketat kontrol dalam melayani kesepakatan terkait barang-barang yang terkena sanksi AS seperti logam dan komponen komputer, menurut wakil CEO.
“Kami menyarankan klien untuk mengundang rekanan mereka untuk membuka rekening koresponden di bank Tiongkok lainnya yang melakukan bisnis dengan bank Rusia,” kata Potapov.
Awal pekan ini, Vedomosti melaporkan, mengutip beberapa pengusaha, bahwa Chouzhou Commercial Bank telah memberi tahu kliennya bahwa mereka telah berhenti menyediakan layanan keuangan kepada organisasi Rusia dan Belarusia.
Rosbank, mantan anak perusahaan Societe Generale, mengonfirmasi kepada RIA Novosti bahwa pihaknya mengalami masalah dengan pemberi pinjaman Tiongkok tersebut, namun mencatat bahwa kesulitan tersebut tidak akan berdampak signifikan pada transaksi lintas batas dalam yuan.
Pada bulan Desember, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang memungkinkan sanksi terhadap lembaga-lembaga asing yang terus berhubungan dengan Rusia.
Peraturan tersebut menargetkan pemberi pinjaman di luar yurisdiksi AS dan UE yang membantu Rusia mendapatkan barang-barang sensitif, yang dilaporkan mencakup semikonduktor, peralatan mesin, prekursor kimia, bantalan bola, dan sistem optik.
Artikel Terkait
Industri Otomotif Jerman Terpuruk, Putin Tawarkan Bantuan: Ta Bahayakah?
Meta Platforms Raih Lonjakan Nilai Pasar Terbesar dalam Sejarah Wall Street
Departemen Store Iconic di Berlin Ajukan Pailit karena Tekanan Biaya Sewa Toko yang Tinggi
Rusia Putuskan Pelarangan Impor Pisang dari Ekuador setelah Ditemukan Hama Berbahaya Pembawa Kolera
Permintaan Emas melonjak di Tiongkok Meskipun Harganya Capai Rekor Tertinggi
McDonald's dan Starbuck Mengatakan Konflik Israel-Hamas Merusak Bisnis Mereka
Intip Spesifikasi MacBook Pro M1
IKEA Perluas Merek Dagangnya di Rusia hingga Tahun 2033
Perdagangan Bilateral India-China Capai Rekor Tertinggi meskipun Terdapat Perselisihan Diplomatik