viral

Derita Korban Banjir Aceh Tamiang: Warga Desa Juar Menangis Kelaparan, Kebun Lenyap, Bertahan Hidup Tanpa Bantuan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:14 WIB
Menyoroti cerita korban bencana banjir bandang di Aceh Tamiang, Provinsi Aceh yang hingga kini belum memiliki tempat tinggal yang layak. ((Instagram.com/@rumpi_gosip))

 

(KLIKANGGARAN) — Sebuah video yang beredar di media sosial kembali membuka tabir penderitaan warga pedalaman Aceh Tamiang pascabanjir bandang.

Dalam rekaman tersebut, seorang pria lanjut usia menyampaikan kondisi memilukan yang dialami masyarakat setelah bencana besar melanda wilayahnya.

Aceh Tamiang sebelumnya tercatat sebagai salah satu daerah yang terdampak parah banjir bandang pada akhir November 2025. Hingga pertengahan Desember, sebagian warga mengaku masih berjuang bertahan di tengah keterbatasan.

Dalam unggahan akun TikTok @gracefie pada Rabu, 17 Desember 2025, pria tersebut disebut masih tinggal di Desa Juar, Kecamatan Sekerak, dengan kondisi desa yang rusak berat. Unggahan itu disertai pesan, "Mereka masih bertahan dengan keterbatasan. Mohon perhatian dan uluran tangan."

Baca Juga: Inilah Sosok Dokter Vinny Fladiniyah Pluhulawa, Viral usai Sebut 'Orang Sunda Diplototin juga Nangis', Siapa Sebenarnya?

Dengan nada suara pelan, pria itu menceritakan keseharian yang kini penuh kesulitan. Kepada relawan, ia mengaku bingung memenuhi kebutuhan dasar jika tidak ada bantuan yang datang.

Kelaparan disebut menjadi ancaman nyata bagi warga desa pedalaman tersebut. “Kalau kami tidak dibantu dengan kawan-kawan (relawan), kami tidak makan selama berhari-hari,” kata pria itu.

Kondisi desa digambarkan masih terisolasi. Jalanan berlumpur menyulitkan akses, sementara jaringan komunikasi hampir tak bisa diandalkan. “Lihat jalanan yang dipenuhi lumpur, hancur hati saya mengingat kejadian ini, tapi sekarang mau bilang apa lagi, semuanya sudah habis,” ungkapnya.

Baca Juga: Gelar Sosialisasi Luwu Utara Aman Narkoba, Badan Kesbangpol Sasar Seluruh Kecamatan

Tak hanya tempat tinggal dan akses yang rusak, sumber penghidupan warga juga lenyap. Perkebunan yang selama ini menjadi sandaran hidup warga tersapu banjir bandang dari wilayah hulu. “Harta saya habis, perkebunan saya habis, tanpa bantuan kawan-kawan, saya tidak tahu harus makan apa,” tutur pria tersebut.

Meski berada dalam kondisi terdesak, pria itu menyampaikan permintaan sederhana. Ia menegaskan tidak menuntut banyak hal, hanya berharap ada bantuan makanan agar dirinya dan warga lain bisa bertahan. “Jadi tolong bantu kami, kami tidak mengharapkan makan, itu saja sudah cukup,” tutupnya.**

Tags

Terkini