Septian juga mengucapkan terima kasih kepada Thorogood.
“Terima kasih, karena melibatkan saya dalam ekspedisi Rafflesia Sumatera,” ujarnya.
Fakta Ilmiah Rafflesia hasseltii
Menurut Plantamor, Rafflesia hasseltii termasuk dalam famili Rafflesiaceae, banyak ditemukan di Sumatera Barat, bagian tengah Sumatra, serta sebagian Kalimantan Barat. Karena motif kelopaknya yang menyerupai wajah harimau, masyarakat menyebutnya “Cendawan Muka Rimau”.
Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Willem Frederik Reinier Suringar pada tahun 1879. Tumbuhan holoparasit ini hanya hidup menempel pada inang Tetrastigma leucostaphyllum.
Data WWF menunjukkan diameter mekarnya bisa mencapai 30–50 sentimeter, namun hanya mekar selama beberapa hari saja sebelum membusuk. Habitatnya terbatas di wilayah Bukit Tigapuluh, Riau, Jambi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Di Sumbar sendiri, lokasi mekarnya berada di area yang sangat terpencil dan tidak dapat diakses tanpa izin.
Hanya 1 dari 14 Spesies Rafflesia Indonesia
Indonesia memiliki 14 dari total 25 spesies Rafflesia di dunia, dengan 11 berada di Sumatra. Namun kondisinya kini kian memprihatinkan.
Community for the Conservation and Research of Rafflesia (CCRR) mencatat 60 persen spesies terancam punah, dengan sebagian besar berada di luar kawasan konservasi.
Rafflesia hasseltii kini dilindungi melalui PP No. 7 Tahun 1999 dan berstatus Endangered menurut IUCN.**