teknologi

Tentang Nyamuk Bill Gates, Ini Tanggapan Guru Besar yang Juga Pakar Kesehatan IDI, Apa Katanya?

Jumat, 17 November 2023 | 09:57 WIB
nyamuk demam berdarah

KLIKANGGARAN -- Di medsos sedang ramai warganet bahas tentang nyamuk Bill Gates yang menggunakan teknologi wolbachia untuk memerangi nyamuk demam berdarah.

Profesor Zubairi Djoerban, pakar kesehatan dari IDI, memberikan tanggapan terhadap berita penyebaran nyamuk Bill Gates di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa World Mosquito Program (WMP), perusahaan milik Monash University, mengembangkan nyamuk Wolbachia.

“Mungkin karena proyek ini mendapatkan dukungan dari Yayasan Bill & Melinda Gates, maka banyak dikenal sebagai nyamuk Bill Gates,” kata Prof Zubairi, dikutip dari akun media sosial X miliknya @ProfesorZubairi pada Jumat (17/11/2023).

Selain itu, Prof Zubairi menyatakan bahwa tujuan dari pengembangan proyek ini adalah untuk mengurangi penyebaran chikungunya, demam kuning, dan penyakit darah tinggi (DBD).

Jelasnya, "Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang ada dalam nyamuk Aedes aegypti. Ini mudah, seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar virus tidak menyebar ke manusia."

Dia mengatakan bahwa nyamuk itu hanya akan bekerja untuk mengurangi jumlah spesies nyamuk yang ditargetkan. Dia menambahkan bahwa nyamuk ini telah digunakan dengan sukses di beberapa wilayah di Brasil, kepulauan Cayman, Panama, India, dan Singapura.

Nyamuk Wolbachia sudah menyebar di Indonesia sendiri, terutama di Yogyakarta. Hasilnya mengejutkan setelah UGM melakukan penelitian. Kasus DBD pada wilayah yang diteliti turun sampai 77%, dan jumlah pasien yang dirawat di RS turun sampai 86%.

Zubairi menyatakan bahwa pada tahun ini, Bali seharusnya menjadi tempat penyebaran berikutnya. Namun, karena ada masyarakat yang belum setuju, Pj Gubernur Bali setuju untuk menunda.

Menurutnya, meskipun ada manfaatnya, masih ada kontra yang juga populer di masyarakat. Misalnya, kemungkinan adanya mutasi yang dapat menyebabkan nyamuk menjadi ganas, dan sudah ada teknik pembasmian nyamuk untuk melindungi manusia. Oleh karena itu, kelompok yang menentang menganggap penyebaran nyamuk Wolbachia tidak perlu.

Menurut Zubairi, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), nyamuk Wolbachia atau transgenik ini tidak membahayakan manusia, hewan, atau lingkungan.

Sejauh yang kami ketahui, hanya nyamuk transgenik jantan yang dilepaskan karena tidak akan menggigit manusia, sehingga mereka tidak membahayakan atau menyebarkan virus Zika atau patogen lainnya.

Penggunaan nyamuk transgenik diatur oleh EPA di Amerika Serikat. Izin penggunaan eksperimental atau EUP diperlukan sebelum penyebaran dapat dilakukan. Ilmu pengetahuan selalu berubah, dengan berbagai manfaat dan kerugian. Menurutnya, selalu ada perdebatan tentang hal-hal baru.

Tags

Terkini