Khilaf Cium Dosen, Rektor Unipar Jember Mundur Dari Jabatan dan Minta Maaf

photo author
- Minggu, 20 Juni 2021 | 22:35 WIB
images (5)
images (5)

"Dari rentetan peristiwa itulah, menurut saya pelecehan itu bukan tindakan spontanitas. Karena gejalanya sudah muncul sejak berangkat dari Jember," pungkas suami korban.


Rektor Unipar Jember Minta Maaf


RS sendiri sebelumnya mengakui apa yang dilakukannya terhadap korban saat mereka berada di hotel. RS mengaku semua terjadi secara spontan. RS juga tidak menyebut dia mendekap korban dari belakang.


"Ketika dia membuka pintu, spontan saya ingin menciumnya. Dia mengelak dan menghindar. Saat itu saya tersadar dan langsung meminta maaf," terangnya.


Rektor Unipar itu juga menampik melakukan pelecehan sepanjang perjalanan ke lokasi acara. Kalau pun di dalam mobil kakinya sempat menyentuh korban, itu merupakan ketidaksengajaan.


"Mungkin waktu itu saya mengantuk dan kaki saya selonjorkan. Nah bisa jadi saat itu kena jari dia atau apa, tidak sengaja," ujarnya.


Rektor Mundur dari Jabatannya


Rektor Unipar (Universitas PGRI Argopuro) Jember, RS, mundur dari jabatannya atas dugaan pelecehan seksual ke seorang dosen. Selain mundur, RS juga sudah meminta maaf ke korban dan pihak Unipar.


"Saya memang khilaf. Saya juga sudah minta maaf ke yang bersangkutan. Langsung saat itu juga," kata RS kepada wartawan, Minggu (20-6-2021).


Selain meminta maaf ke sang dosen, RS juga meminta maaf ke institusi Unipar. Permintaan maaf disampaikan RS saat menjalani klarifikasi dari pihak kampus.


"Saat itu saya dapat SP (Surat Peringatan). Saya tanda tangan. Saya juga sampaikan permintaan maaf. Dengan pejabat di situ kami sudah saling berangkulan. Jadi waktu itu saya mengira sudah selesai," terangnya.


Namun dalam perkembangannya muncul desakan agar dia mundur dari jabatan rektor. RS lalu meminta ada mediasi dengan korban agar sama-sama bisa menjelaskan kronologis sebenarnya.


"Saya sempat meminta ada mediasi. Agar kita sama-sama bisa menjelaskan kejadian sebenarnya seperti apa," ujarnya.


Namun mediasi itu tak juga terwujud. Sedangkan desakan mundur dari dosen dan civitas akademika semakin menguat. Akhirnya, RS pun memilih mundur dari jabatan rektor.


"Akhirnya saya memilih mundur. Mungkin ini memang hukuman yang harus saya terima," pungkasnya. *(Dtk)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X