Soal Kartu Prakerja, Netizen Bongkar Motif Cari Duit Ruangguru

photo author
- Sabtu, 18 April 2020 | 09:09 WIB
images (59)
images (59)


Jakarta,Klikanggaran.com -  Kartu Prakerja merupakan program unggulan pemerintah dalam menanggulangi atau menurunkan angka pengangguran. Namun, ada hal yang menarik perhatian pada sistem aplikasi kartu prakerja, dimana salah satu vendornta, yaitu Ruangguru, diduga menjadikan kartu prakerja sebagai  lahan mencari duit untuk kepentingan bisnisnya. Hal tersebut dibongkar oleh salah satu netizen melaui jejaring sosial Facebook melalui akun dengan nama Agustinus Edy Kristianto, dan postingganya juga telah disukai sebanyak 21.850 serta telah dibagikan sebanyak 39.684.


Berikut postingan tersebut seperti dikutip Klikanggaran.com, Sabtu (18-4) yang telah membuat polemik di ruang publik:


Saya mau tahu sendiri apa itu Kartu Prakerja. Saya sudah daftar. Gelombang I DKI Jakarta yang penutupannya hari ini (11-16 April 2020). Saya masukkan email pribadi dan password. Lalu isi form data diri dan alamat. Upload foto KTP dan selfie bersama KTP. Lalu isi tes minat dan pengetahuan dasar (ada soal matematikanya). Kemudian isi form pernyataan kesanggupan. Sent! Status: “Sedang Dievaluasi”.


Buka layar baru. Menuju laman SkillAcademy-Ruang Guru, Pintaria, Pijar Mahir, Maubelajarapa. Semuanya sudah menyediakan fitur khusus Kartu Prakerja. Saya nongkrong dulu di Ruangguru. Promosinya menarik: ada foto Presiden Jokowi dan tagline ‘Dapatkan insentif Rp2,55 juta lebih cepat!” (Pelatihan gratis menggunakan Kartu Prakerja; pelatihan bersertifikat, akses kelas selamanya; bonus gratis langganan Ruangguru 3 bulan untuk anak).


Naluri manusiawi saja: Rp2,55 juta lebih cepat itu sasaran saya.


Saya buka dulu berita Menko Perekonomian bicara Kartu Prakerja. Cocokkan dulu angkanya. Anggaran Kartu Prakerja Rp20 triliun untuk penerima sebanyak 5,6 juta orang. Setara Rp3,57 juta/orang. Rinciannya: Rp1 juta bantuan biaya pelatihan; insentif Rp600 ribu/bulan selama 4 bulan; evaluasi dan survei kerja Rp150 ribu.


Balik ke Ruangguru, miliknya Staf Khusus Milenial Presiden. Mulai pilih-pilih paket pelatihan. Paket ‘Teknik Lengkap Menjual Apapun dengan Mudah’, ‘Kelas Investasi Pemula untuk Raih Keuntungan Cepat’, ‘Cara Jitu Naik Jabatan dengan Cepat’, dan ‘Jago Bicara di Depan Umum Berpenghasilan Jutaan’ menarik minat saya. Tapi saya pikir, bombastis betul paketnya. Masak hidup semudah itu. Naik jabatan dengan cepat kalau perusahaan-perusahaannya pada bangkrut karena korona bagaimana? Jago bicara di depan umum berpenghasilan jutaan, ya lebih bagus lewat pemilu, jadi anggota DPR. Investasi pemula raih keuntungan cepat, wong aplikator dan vendor pelatihannya saja belum tentu sudah untung. Teknik menjual apapun dengan mudah, bagaimana ceritanya, sekarang jual diri saja mungkin susah.


Yang masuk akal saja saya pilih: ‘Belajar Menulis Konten, Berpenghasilan Jutaan’. Ada 7 kelas berupa video. Salah satunya ‘Strategi Pemasaran Konten untuk Raih Untung Maksimal’. Pengajarnya Go-Jek Managing Editor Astri Soeparyono. Harga normal Rp1,55 juta, diskon 91% untuk Prakerja, jadi Rp142 ribu. Video lainnya di paket ini juga segitu harganya.


Bungkus. 7 kelas + gratis langganan Ruangguru 3 bulan. Harga normal Rp7,66 juta hemat Rp6,66 juta jadi Rp1 juta. Bisa aje! Klik ambil paket. Metode bayar macam-macam ternyata: dengan Kartu Prakerja; Gopay; OVO; VA BCA, BNI, Mandiri, BRI; transfer BCA; kartu kredit; minimarket. Klik bayar dengan Kartu Prakerja. Eits belum bisa. Kan akun saya ‘Sedang Dievaluasi’. Belum ada saldo.


Iseng saya lihat Pintaria. Di sini tagline-nya ‘Manfaat Rp3,5 juta dari pemerintah plus bonus jutaan rupiah dari Pintaria’. Tapi fotonya bukan Presiden Jokowi melainkan foto lelaki baju biru memegang helm.


Jadi, pola serangan bisa tergambar:
- Rp1 juta x 5,6 juta = Rp5,6 triliun dikirim dari saldo Kartu Prakerja kepada pihak aplikasi yang kemudian entah bagaimana di-share lagi ke vendor-vendornya (pengajar, lembaga pelatihan, dsb). Terserah berapa-berapanya, yang jelas kalau kue sudah jelas, enak kok baginya;
- Rp150 ribu x 5,6 juta = Rp840 miliar untuk lembaga pelatihan. Entah bagaimana pembagiannya, yang jelas, kalau konkret begitu bakalan enak urusannya;
- Yang justru belum jelas ini untuk penerima Kartu Prakerjanya. Rp600 ribu selama 4 bulan itu dikasih semua di depan atau dicicil per bulan? Melalui saldo kartu prakerja atau tunai atau bagaimana? Tapi kalau dilihat gelagatnya, kemungkinan ini strategi ekstensifikasi: ditaruh di saldo Kartu Prakerja nanti diprogramkan lagi macam-macam untuk digunakan lagi. Misal dengan paket pelatihan lanjutan, bonus ini-itu, promo ini-itu... Kalau begini amsyong. Partnership namanya: kita yang partner, situ yang sip!


Mengapa harus memaksakan konten-konten pelatihan itu? Bagaimana jika saya maunya pelatihan gitar lewat videonya Paul Gilbert? Kalau pun sudah pelatihan, mau disalurkan ke mana? Bagaimana dengan yang di pelosok, apa lagi ada syarat di salah satu aplikasi bahwa internet harus kencang karena medianya audio visual? Pengangguran terbuka ada 7 juta orang, penerima 5,6 juta orang, sisanya mau apa? Pelatihan pemakaman? Mengapa Anda semua sebegitu berhaknya mengeluarkan duit triliunan dari pajak rakyat untuk kepentingan yang menguntungkan perusahaan? Apa dasar hukumnya? PNS saja mau keluar duit Rp10 juta laporan dan kuitansinya setebal gunung.


Hidup tak melulu perkara pelatihan. Hidup adalah kenyataan.


Kita sekarang tidak sedang berhadapan dengan bayangan tentang guru/pengajar bersahaja yang SK pengangkatannya sedang ‘sekolah’ di koperasi/bank. Kita berhadapan dengan mesin industri keuangan yang dilegalkan dan dibiayai oleh pajak kita sendiri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X