Kata Statistik, Laki-laki Lebih Banyak yang Meninggal sebab Virus Corona daripada Perempuan

photo author
- Jumat, 27 Maret 2020 | 07:25 WIB
rokok china
rokok china

“Pengamatan yang meningkat tentang peningkatan mortalitas pada pria terus terjadi di Cina, Italia, Spanyol. Kami melihat ini di berbagai negara dan budaya yang sangat beragam, "kata Sabra Klein, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, seperti dikutip The Guardian .


“Ketika saya melihatnya, itu membuat saya berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang universal yang berkontribusi terhadap ini. Saya tidak berpikir merokok adalah faktor utama. "


Penelitian sebelumnya, termasuk oleh Klein, telah mengungkapkan bahwa laki-laki memiliki tanggapan kekebalan antivirus bawaan yang lebih rendah terhadap berbagai infeksi termasuk hepatitis C dan HIV. Studi pada tikus menunjukkan bahwa ini mungkin juga berlaku untuk coronavirus, meskipun Covid-19 secara khusus belum diteliti.


"Sistem kekebalan tubuh mereka mungkin tidak memulai respons yang tepat ketika awalnya melihat virus," kata Klein.


Hormon juga dapat berperan - estrogen telah terbukti meningkatkan respons antivirus sel-sel imun. Dan banyak gen yang mengatur sistem kekebalan dikodekan pada kromosom X (di mana pria memiliki satu, dan wanita memiliki dua) dan karenanya ada kemungkinan bahwa beberapa gen yang terlibat dalam respons kekebalan lebih aktif pada wanita daripada pada pria.


Covid-19 Vs Kemampuan Fiskal Negara


Perbedaan jenis kelamin dalam respon imun terhadap Covid-19 cenderung muncul dalam survei antibodi yang saat ini sedang berlangsung di seluruh dunia. Klein mengatakan dia sudah memeriksa makalah tentang ini dari tim China, yang telah melacak sampel darah dari pasien selama infeksi. "Kita bisa berharap lebih banyak tentang ini segera," katanya.


Pada akhirnya, kata Hawkes, biologi, gaya hidup dan perilaku semua kemungkinan memainkan peran.


Tapi itu hanya akan mungkin untuk mencari keseimbangan yang tepat ketika data terpilah jenis kelamin tersedia lebih luas.


Mengecewakan, katanya, bahwa hanya enam dari 20 negara sejauh ini yang mempublikasikan rincian kasus dan kematian seperti itu, menurut angka yang dikumpulkan oleh Global Health 50/50, yang dipimpin Hawkes, dan CNN.


"Inggris dan AS tidak ada di sana," kata Hawkes. "Mereka harus memiliki data itu, mereka hanya tidak menyajikannya dengan cara itu."




Artikel ini telah terbit di Guardian, pada Kamis, 26 Maret 2020,  dengan judul "Men are much more likely to die from coronavirus - but why?" dengan link: https://www.theguardian.com/world/2020/mar/26/men-are-much-more-likely-to-die-from-coronavirus-but-why


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X