Imbas Wabah Corona Mal Sepi Pengunjung, Pengusaha Minta Pemerintah Bantu Gaji Karyawan

photo author
- Senin, 23 Maret 2020 | 09:51 WIB
IMG_20200323_083829
IMG_20200323_083829



Jakarta, klikAnggaran.com — Penyebaran virus corona (covid-19) yang kian meluas membuat warga mulai menghindari tempat-tempat keramaian, seperti mal atau pusat perbelanjaan.




Ditambah, Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo juga telah memberikan imbauan untuk menghindari keramaian guna mengantisipasi dan mencegah penyebaran corona.




Anjuran itu menyusul kasus positif corona di Tanah Air yang terus meningkat dari hari ke hari.


Mal-mal yang pada hari biasa sebelumnya ramai pengunjung, kini menjelma sepi. Dari foto-foto, tampak suasana di sejumlah pusat perbelanjaan favorit di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, terlihat lengang.




-
Suana Mal Sepi Pengunjung

-


Sepinya pengunjung juga betdampak langsung terhadap perekonomian para pelaku usaha yang membuka gerai atau toko di dalam pusat perbelanjaan. [Kompas.com]




Dilansir dari Antara, Pengusaha yang menyewa toko-toko di mal mengaku merugi karena sepinya pengunjung mal imbas virus corona. Untuk itu, pengusaha meminta bantuan ke pemerintah agar usaha mereka bisa tetap berjalan.




Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah berharap pemerintah membantu pengusaha di sektor ritel untuk menggaji karyawan. Pasalnya, pengusaha sudah tidak punya pendapatan untuk memberi gaji.




"Sekarang kami hanya bisa minta bantuan ke pemerintah. Kami tidak akan mampu bertahan kalau pemerintah tidak membantu kami segera. Harus ada bantuan pemerintah pusat untuk kami membayar karyawannya saja. Pengusahanya sih nggak papa, karyawannya ini bagaimana," kata Budi dikutip dari [Detik]




Budi cerita, saat ini pendapatan mal terlebih di Jakarta benar-benar mengalami penurunan yang sangat besar. Bahkan toko seperti salon hingga pakaian sudah tidak ada omzet sama sekali per harinya.




"Salon rambut tidak ada yang motong tapi tetap buka. Toko baju ada juga yang Rp 80.000 (pendapatan per hari) itu bisa dibilang sudah nggak ada omzet deh. Salon tuh yang paling kasihan," sebutnya.




Pengusaha semakin tertekan dengan kondisi ini mengingat tidak lama lagi akan ada Lebaran dimana pihaknya harus memberikan Tunjangan Hari Raya (THR).




"Kami mengerti kondisinya (virus corona), tapi kami sedang mengalami tekanan berat bagaimana THR? sebentar lagi Lebaran kami sudah bingung. Sedangkan unit di luar kota juga sudah mulai sepi. Kalau kemarin-kemarin masih stabil, sekarang di luar kota juga Jawa Barat, Tangerang sudah mulai berasa. Nah kalau sudah mulai sepi semua peritel nggak ada dana untuk membayar karyawan dan THR," ucapnya.




Meskipun saat ini para peritel sedang mendorong penjualan online, Budi mengatakan pendapatannya tidak sebanyak seperti orang datang ke mal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X