Jakarta, Klikanggaran.com (20-03-2019) - Perencanaan untuk meningkatkan kontrsibusi EBT dalam Bauran Energi Nasional (BEN) di Kementerian ESDM dinilai masih lemah. Hal ini karena ada beberapa perencanaan yang tidak sesuai dengan Better Management Practices yang telah disepakati. Sehingga, ini mempengaruhi target EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025. Hal inilah yang beresiko, target tersebut tidak tercapai.
Pertama masalah krusial yang belum memadai adalah terkait Rencana Umum Energi Nasional atau RUEN yang terlambat ditetapkan. Padahal sesuai dengan PP No. 79 Tahun 2014 tentang KEN, Pemerintah wajib menyusun RUEN selambat-lambatnya 1 tahun setelah KEN ditetapkan.
Dengan demikian, Pemerintah harus sudah menetapkan RUEN pada tahun 2015. Namun dalam pelaksanaannya, RUEN baru ditetapkan pada tahun 2017 melalui Perpres No. 22 Tahun 2017.
Kemudian masalah asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam perencanaan target kontribusi EBT dalam BEN, ternyata dinilai terlalu tinggi.
Menurut Biro Perencanaan KESDM, penentuan target EBT dalam BEN didasarkan pada perhitungan proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi nasional yang kemudian dibahas dan ditetapkan secara bersama antar Kementerian/ Lembaga dan DEN. Asumsi dasar perhitungan tersebut berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB), PDB per kapita, pertumbuhan PDB per kapita, populasi, pertumbuhan populasi, populasi urban, dan jumlah rumah tangga.
Namun, menurut data statistik yang bersumber dari Badan Pusat Statistik untuk periode tahun 2015, 2016, dan Semester I Tahun 2017 serta asumsi RAPBN 2018, dapat diketahui bahwa asumsi yang digunakan dalam RUEN tidak sesuai lagi dengan realisasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUEN lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi menurut BPS. Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RUEN ditetapkan pada tahun 2017 sebesar 7,10% dan tahun 2018 sebesar 7,5%. Sedangkan pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi dua tahun terakhir hanya sekitar 5%. Selain itu pertumbuhan ekonomi untuk RAPBN 2018 juga diasumsikan hanya sekitar 5,4%.