Jakarta, Klikanggaran.com (02-08-2018) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengakui bahwa keuangan PT Pertamina (Persero) tengah seret. Kendati demikian, dia memastikan perseroan itu tetap dalam kondisi aman dan tidak akan bangkrut.
"Keuangan Pertamina seret itu betul, tetapi saya tidak bilang akan bangkrut. Kenapa? Lihat saja dari Blok Rokan. Pertamina berpartisipasi kan, di situ? Kalau dia tidak punya uang, kenapa ikut, gampang saja itu," tutur Jonan kepada media di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Jonan mengatakan, Kementerian ESDM telah memutuskan untuk memberikan Blok Rokan kepada Pertamina dengan mempertimbangkan faktor komersil, sebab jumlah yang ditawarkan Chevron Pasific Indonesia jauh di bawah penawaran Pertamina.
Melalui signature bonus (bonus tanda tangan) misalnya, lanjut Jonan, yang ditawarkan Pertamina untuk Blok Rokan itu sebesar USD 784 juta. Hal itu merupakan kompensasi awal, yang harus ditandatangani sebagai komitmen untuk mendapat hak kelola rokan selama 20 tahun.
"Tawaran bonus tanda tangan dari Pertamina itu US$ 784 juta dollar, dan itu dibayar cash dalam satu bulan. Ini buktinya Pertamina punya uang, lalu bagaimana seretnya? Ini harus bayar loh, Rp 11 triliun untuk mendapatkan hak kelola ini," pungkas Jonan.
Selain itu, Pertamina juga berkomitmen untuk melakukan eksplorasi di Blok Rokan, termasuk dengan menggunakan teknologi pengurasan minyak (EOR) dan dalam waktu 5 tahun untuk Firm Commitment sebesar USD 500 juta.
"Nah, kalau ini dijumlahin jadinya USD 1.284 miliar, itu sekitar Rp 18 triliun. Jadi, buktinya bagaimana nih kalau bangkrut, hayo?" imbuhnya.
Yang jadi keheranan Jonan, misalnya ketika banyak yang protes menyebutkan Pertamina akan bangkrut, tapi justru meminta Blok Rokan diserahkan ke perusahaan migas plat merah itu.
"Maunya bagaimana, kan kalau diserahkan ke Pertamina, berarti dia harus ada modal. Kalau bangkrut kenapa harus dipaksa Blok Rokan ini ke Pertamina. Logikanya coba bagaimana?" tanya Jonan.
Sebelumnya, penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, memutuskan PT Pertamina Persero duduk sebagai operator di Blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.
"Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan Blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina. Untuk ke depannya, 100% pengelolaan kepada Pertamina," kata Arcandra dalam konferensi pers di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018) malam.
Arcandra menyebutkan, penawaran Pertamina lebih 'seksi' ketimbang Chevron yang telah menguasai Blok Rokan selama 94 tahun.
"Penawaran Chevron jauh di bawah penawaran yang diajukan Pertamina," ujarnya.
Dari sisi komersial, lanjutnya, Pertamina mengajukan proposal signature bonus (bonus tanda tangan) sebesar US$784 juta atau 11,3 triliun. Komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta atau setara Rp 7,2 triliun.