KLIKANGGARAN -- Sosok Philips Marthen, Pilot Pesawat Susi Air yang menjadi tawanan pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), membeberkan bahwa dirinya tidak bisa pulang tanpa adanya hasil negosiasi antara TNI dan TPNPB OPM.
Melalui keterangan video yang terhimpun, Philip Marthen turut menyatakan jika keselamatannya terancam.
"Tentara indonesia harus pulang, kalau mereka tidak pulang, saya tidak bisa lepas. Militer Papua [TPBPB OPM] telah mengambil tawanan sebagai upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua. Mereka meminta tentara indonesia untuk pulang, kembali ke indonesia dan jika tidak saya akan tetap aktif atau nyawa saya terancam," ujar Philips Marthen dalam keterangan video seperti diterima Klikanggaran, Selasa (14/2).
Dalam keterangan video itu juga, pihak TPNPB OPM juga memberikan pernyataan bahwa nyawa Philips Marthen menjadi taruhan atas kemerdekaan Papua.
"Ok kami tangkap pilot hanya lepas dengan Papua merdeka kalau tidak pilot sama sama mati di wilayah koda 3 2 madarakma. Jadi pilot kami tidak akan lepas, hanya dengan kemerdekaan Papua," ujar pihak TPNPB OPM.
Sementara itu, kondisi Philips Marthen dikabarkan dalam keadan sehat dan baik meskipun menjadi jaminan dalam negosiasi politik. Kepada Klikanggaran, juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, mengatakan bahwa Philips Marthen dalam keadaan sehat.
"TPNPB sudah mengakui bertanggung jawab atas bakar pesawat dan sandera Pilot Susi Air yang berwarga negara Selandia Baru, dan kami tepati janji kami dan bertanggungjawab secara Politik, karena ini isu politik, Pilot new Zealand jaminan negosiasi politik," ungkap Sebby.
Seperti diketahui, Philips Marthen merupakan seorang Pilot yang membawa terbang pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang dibakar di Papua.
Diungkap oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Wibowo, bahwa Philips Marthen merupakan Pilot Susi Air yang berasal dari Selandia Baru. Saat ini, Philips Marthen disebut masih berusia 37 tahun.