KLIKANGGARAN -- Mata Najwa melakukan live streaming pada Kamis, 6 Oktober https://narasi.tv atau YouTube mengenai Tragedi Kanjuruhan. Najwa Shihab bersama beberapa saksi mata Tragedi Kanjuruhan hadir di live streaming Mata Najwa, "Tragedi Kanjuruhan #UsutSampaiTuntas “ tersebut. Ada cerita saksi mata yang membuat warganet sesak hingga menangis yaitu cerita dari Yohanes Prasetyo.
Yohanes Prasetyo merupakan salah satu saksi mata tragedi Kanjuruhan yang bercerita di Mata Najwa dengan mata berkaca-kaca.
Yohanes Prasetyo merupakan aremania sekaligus saksi mata penggunggah video tragedi Kanjuruhan hingga viral. Dia salah satu aremania yang meminta polisi untuk menghentikan gas air mata yang ditembakan ke tribun.
Dalam video viral tersebut, Yohanes Prasetyo merekam dirinya sendiri memohon kepada polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke tribun tetapi malah mendapatkan bentakan dan pengusiran oleh anggota polisi. Di Mata Najwa, Yohanes Prasetyo, saksi mata tragedI Kanjuruhan bercerita kejadian yang dia alami.
"Saya sebenarnya nggak ada inisiatif untuk turun ke lapangan, saya ini mau pulang. Saya mau kerja setelah pulang lihat Arema," ujarnya dalam Mata Najwa di YouTube Najwa Shihab.
Cerita Yohanes Prasetyo tersebut beredar di media sosial hingga warganet sesak mendengar ceritanya.
"Setelah itu ternyata saya terkena gas air mata. Yang saya rasakan mata perih. Saya tidak bisa buka mata saya. Saya cuma mendengar saudara saya Aremania minta tolong. Anak kecil minta tolong, suara ibu-ibu minta tolong," tambah Yohanes dengan suara terbata-bata.
Saat mendengar jeritan tersebut, dia langsung turun ke tengah lapangan dan memohon kepada polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke arah tribun.
"Pak polisi tolong, jangan tembakkan gas air mata ke tribun. Di situ banyak anak kecil," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Polisi yang dihampiri pun mengiyakan permintaan Yohanes tersebut.
"Awal pak polisi bilang, Oh iya bro bilangin teman-temanmu. (Yohanes membalas) iya pak, iya," ujarnya.
Namun Yohanes pun malah dibentak oleh anggota polisi lain.