peristiwa-internasional

Sanksi yang Dijatuhkan Barat terhadap Rusia Memiliki Cacat sehingga Gagal

Minggu, 28 Agustus 2022 | 07:10 WIB
Presiden rusia, Vladimir Putin (Pixabay/DimitroSevastopol )

KLIKANGGARAN --- Rusia dijatuhi sanksi oleh negara-negara Barat, tetapi apakah sanksi itu berjalan sesuai yang direncanakan?

The Economist melaporkan bahwa sanksi keras yang dijatuhkan pada Rusia oleh Barat atas konflik di Ukraina sejauh ini tidak dapat memberikan hasil yang diinginkan.

Bahkan, seperti dilansir RT.com, majalah itu menyebutkan strategi pemberian sanksi terhadap Rusia tersebut memiliki “cacat.”

Dalam artikel yang dipublikasikan pada Kamis, Majalah yang terbit di Inggris mengatakan, “Mengkhawatirkan, sejauh ini perang sanksi tidak berjalan sebaik yang diharapkan.”

Baca Juga: Final Kejuaraan Dunia 2022, Inilah Head to Head Ahsan/Hendra Lawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Siapa Menang?

Bahkan, The Economist bersikeras bahwa efektivitas pembatasan ekonomi di Moskow “adalah kunci untuk hasil perang Ukraina.”

“PDB Rusia akan menyusut sebesar 6% pada tahun 2022, menurut IMF, jauh lebih kecil dari penurunan 15% yang diperkirakan banyak orang pada bulan Maret…

"Penjualan energi akan menghasilkan surplus neraca berjalan sebesar $265 miliar tahun ini, terbesar kedua di dunia setelah Cina. Setelah krisis, sistem keuangan Rusia telah stabil dan negara tersebut menemukan pemasok baru untuk beberapa impor, termasuk China,” katanya.

Pada saat yang sama, krisis energi, yang dipicu oleh perang sanksi, “dapat memicu resesi” di Eropa, di mana harga gas melonjak 20% lagi minggu ini, menurut majalah Inggris.

Baca Juga: Mantan Polwan Sulteng Meminta Keadilan karena Dipecat, Pernah Dimutasi Gara-gara Menolak Membebaskan Pemerkosa

Ini semua berarti bahwa "pukulan knockout yang diharapkan [dari membatasi Rusia] belum terwujud," kata The Economist.

“Momen unipolar tahun 1990-an, ketika supremasi Amerika tidak terbantahkan, sudah lama berlalu, dan keinginan Barat untuk menggunakan kekuatan militer telah berkurang sejak perang di Irak dan Afghanistan,” akunya.

Pembatasan ekonomi "tampaknya" menjadi alat baru yang akan memungkinkan AS, Uni Eropa dan sekutunya untuk memproyeksikan kekuatan mereka secara global, tetapi konflik di Ukraina telah mengungkapkan bahwa "senjata sanksi memiliki kekurangan," katanya.

Salah satu kekurangan itu adalah ”jeda waktu”, lanjut majalah itu. Misalnya, “memblokir akses [Rusia] ke teknologi yang dimonopoli Barat membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menggigit,” tambahnya.

Halaman:

Tags

Terkini