Dimensi yang pertama, kata dia, adalah collaborate atau kolaborasi, yang berarti terbangunnya kolaborasi antara pemerintah daerah, UMKM, sekolah, komunkitas pemuda, dan pelaku kreatif untuk meningkatkan ekspor dan inovasi Batik Rongkong.
Sementara educate atau edukasi, lanjut dia, adalah sebuah proses untuk menghadirkan edukasi tentang sejarah, filosofi, dan makna motif Batik Rongkong agar generasi muda lebih memahami tentang nilai-nilai kebudayaan, sehingga lebih mencintai kebudayaan sendiri.
“Dimensi terakhir yang saya angkat adalah give a change atau dimensi perubaha. Di mana kita menginisiasi gerakan kecil yang berdampak, seperti pameran, kelas budaya, kolaborasi fashion, dan kampanye digital #RATUCAN untuk memperluas jangkauan pelestarian budaya,” terangnya.
Masih lanjut Ratu, advokasi #RATUCAN tersebut ia jalankan dengan mengedepankan niat yang tulus untuk melestarikan kekayaan budaya Luwu Utara, utamanya Batik Rongkong.
“Advokasi ini saya jalankan dengan penuh ketulusan agar Batik Rongkong tidak hanya dipakai, tetapi juga dihayati sebagai cerminan dari identitas bangsa dan daerah kita,” imbuhnya.
Sebagai langkah awal untuk menyosialisasikan #RATUCAN ini, dirinya langsung melakukan touring ke Kecamatan Rongkong untuk melihat dan mencari tahu lebih dalam mengenai batik Rongkong.
“Di sana, saya bersama tim menjelajahi Rongkong selama dua hari satu malam. Kami menelusuri beberapa lokasi atau tempat pembuatan tenun dan batik Rongkong,” terang Ratu Sarungu.
Persiapan apa saja yang dilakukan oleh Ratu dalam menghadapi ajang Pemilihan Puteri Indonesia Sulsel? Ia menyebutkan beberapa hal yang perlu disiapkan, di antaranya adalah latihan public speaking, catwalk, personal branding, serta pendalaman budaya.
“Saya juga membangun kolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas, dan UMKM. Termasuk menyiapkan kampanye digital #RATUCAN, serta menguatkan kembali program advokasi menjadi lebih terstruktur lagi,” terangnya.
Gadis kelahiran Salulemo, 8 Mei 2002 ini berharap, melalui advokasi #RATUCAN, nilai-nilai budaya lokal dapat kembali hidup di dalam hati sanubari generasi muda, para pelanjut cita-cita bangsa.
“Ketika budaya ini dirawat, identitas bangsa ikut terjaga. Nah, melalui advokasi #RATUCAN, Batik Rongkong diharapkan kembali hidup dalam hati generasi muda, dan menjadi kebanggaan Luwu Utara,” tegasnya.
Sebelumnya, Ratu dan timnya, telah sowan ke Bupati Andi Abdullah Rahim pada 12 November 2025 untuk meminta dukungan dan doa restu dari orang nomor satu di Luwu Utara tersebut.
“Alhamdulillah, beliau sangat mendukung kami, serta mendoakan agar kami memberikan yang terbaik dalam ajang prestisius bagi para perempuan terbaik Indonesia ini,” pungkasnya. (LHr)