peristiwa-internasional

Tradisi Diplomasi RI di Sidang PBB: Dari Pidato Soekarno "Membangun Dunia Kembali" hingga Momentum Bersejarah Prabowo

Senin, 22 September 2025 | 20:42 WIB
Menyoroti Presiden RI, Prabowo Subianto yang dijadwalkan akan berpidato di Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di AS. ( (Instagram.com/@prabowo))

Presiden Soeharto kemudian melanjutkan tradisi itu dengan pidato pada 24 September 1992 yang menyampaikan Pesan Jakarta, hasil KTT Gerakan Non-Blok. Tiga tahun setelahnya, ia kembali hadir pada peringatan 50 tahun PBB.

Pada era Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI ini berpidato dua kali, 2001 dan 2003, dengan penekanan pada kebutuhan reformasi PBB agar tetap relevan menghadapi tantangan global.

Baca Juga: Inilah Respons TNI, Korlantas, dan Istana soal Protes Sirene dan Strobo: Aturan Ketat, Evaluasi Penggunaan, hingga Imbauan Presiden

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi yang paling aktif berbicara di forum PBB, tercatat enam kali sepanjang masa jabatannya.

Isu yang ia dorong antara lain perdamaian internasional, perubahan iklim, hingga pembangunan berkelanjutan.

Prabowo dan Arah Baru Diplomasi RI

Kini, pada Sidang Umum PBB ke-80, publik menantikan bagaimana Prabowo memaknai kesempatan bersejarah ini.

Apakah ia akan meneruskan garis besar diplomasi RI yang selalu konsisten menyuarakan keadilan global, atau menambahkan visi baru Indonesia dalam percaturan geopolitik internasional.

Apapun isinya, pidato Prabowo dipastikan akan memperkuat catatan panjang peran Indonesia di forum tertinggi dunia tersebut, menambah jejak dari era Soekarno hingga hari ini.**

Halaman:

Tags

Terkini