Presiden Soeharto kemudian melanjutkan tradisi itu dengan pidato pada 24 September 1992 yang menyampaikan Pesan Jakarta, hasil KTT Gerakan Non-Blok. Tiga tahun setelahnya, ia kembali hadir pada peringatan 50 tahun PBB.
Pada era Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI ini berpidato dua kali, 2001 dan 2003, dengan penekanan pada kebutuhan reformasi PBB agar tetap relevan menghadapi tantangan global.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi yang paling aktif berbicara di forum PBB, tercatat enam kali sepanjang masa jabatannya.
Isu yang ia dorong antara lain perdamaian internasional, perubahan iklim, hingga pembangunan berkelanjutan.
Prabowo dan Arah Baru Diplomasi RI
Kini, pada Sidang Umum PBB ke-80, publik menantikan bagaimana Prabowo memaknai kesempatan bersejarah ini.
Apakah ia akan meneruskan garis besar diplomasi RI yang selalu konsisten menyuarakan keadilan global, atau menambahkan visi baru Indonesia dalam percaturan geopolitik internasional.
Apapun isinya, pidato Prabowo dipastikan akan memperkuat catatan panjang peran Indonesia di forum tertinggi dunia tersebut, menambah jejak dari era Soekarno hingga hari ini.**