peristiwa-internasional

Kemlu Pastikan 57 WNI di Nepal Aman, Siapkan Opsi Pemulangan setelah Bandara Tribhuvan Dibuka

Kamis, 11 September 2025 | 09:55 WIB
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, ungkap kondisi WNI di Nepal. ( (Tangkapan layar YouTube MoFA Indonesia))

(KLIKANGGARAN) – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Nepal berada dalam kondisi selamat.

Kepastian ini disampaikan Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, yang menyebut opsi pemulangan juga tengah dipertimbangkan.

“Berdasarkan komunikasi terakhir, tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Judha di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (10/9/2025).

Baca Juga: Inilah yang Jadi Penyebab Menkeu Purbaya Mendapat Kritik Keras DPR: Target Ekonomi 7 Persen Dinilai Ambisius di Tengah PHK dan Lemahnya Daya Beli

Ia menjelaskan terdapat 57 WNI di Nepal, 43 di antaranya merupakan peserta sejumlah pertemuan internasional.

Dengan situasi Nepal yang mulai membaik dan dibukanya kembali Bandar Udara Internasional Tribhuvan, peluang pemulangan ke Tanah Air semakin terbuka.

“Kita terus menyiapkan langkah kontingensi, informasi yang diterima situasi sudah relatif membaik, bandara sudah dibuka, kita doakan semoga makin baik,” ujarnya.

Baca Juga: Memprihatinkan, Hakim Djuyamto Akui Terima Suap Rp40 Miliar dalam Vonis Lepas CPO dan Harap Jadi yang Terakhir Terjerat

“Kita pantau situasi, evakuasi dilakukan jika dibutuhkan,” tambah Judha, yang baru saja dilantik Presiden sebagai Dubes RI untuk Uni Emirat Arab (UEA).

Kemlu juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI agar berhati-hati, menunda aktivitas di luar rumah, dan menjauhi titik demonstrasi.

Dalam imbauan itu, Kemlu turut memberikan kontak darurat KBRI Dhaka dan Konsulat Kehormatan RI di Kathmandu bagi WNI yang membutuhkan bantuan segera.

Baca Juga: Inilah yang akan dilakukan Menkeu Purbaya: Tarik Rp200 Triliun dari BI untuk Perbankan Demi Pertumbuhan Kredit dan Lapangan Kerja

Seperti diketahui, Nepal diguncang aksi demonstrasi besar yang berujung kerusuhan, mengakibatkan 22 orang tewas dan lebih dari 200 orang luka-luka. Situasi politik memanas setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli, Presiden Ram Chandra Poudel, serta sejumlah pejabat lain mengundurkan diri, hingga akhirnya militer mengambil alih pemerintahan.**

Tags

Terkini