peristiwa-internasional

Trump Perintahkan 2 Kapal Selam Nuklir Dekati Rusia Usai Ancaman Medvedev soal Sistem Serangan Balasan Era Soviet

Sabtu, 2 Agustus 2025 | 07:40 WIB
Presiden AS, Donald Trump. ((Instagram.com/@realdonaldtrump))

(KLIKANGGARAN) — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk bergerak ke "wilayah yang sesuai" sebagai langkah antisipatif atas pernyataan provokatif dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

Langkah ini, menurut Trump, diambil sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman yang dapat memicu konsekuensi serius.

Sebagaimana dilaporkan oleh SkyNews.com, Medvedev—yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia—mengeluarkan peringatan keras kepada Trump agar tidak meremehkan kemampuan serangan nuklir balasan Rusia yang berasal dari era Soviet.

Baca Juga: Ruben Onsu Laporkan Dugaan Perundungan Anak ke Polda Metro, Polisi: Sudah Masuk Tahap Penyelidikan

Ia merujuk pada sistem “dead hand”, sistem serangan balasan otomatis yang dirancang Uni Soviet jika kepemimpinan negara dilumpuhkan.

“Berdasarkan pernyataan sangat provokatif dari mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev… saya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk diposisikan di wilayah yang sesuai,” tulis Trump dalam pernyataan di media sosial.

Ia menegaskan bahwa kata-kata memiliki dampak besar dan berharap tidak akan terjadi kesalahan akibat ucapan yang tidak bijak.

Baca Juga: KPK Masih Menunggu Surat Resmi dari Presiden Terkait Amnesti kepada Hasto Kristiyanto

Berbicara di depan Gedung Putih, Trump menambahkan: “Ancaman telah dibuat dan kami tidak menganggapnya pantas. Saya harus sangat berhati-hati. Itu demi keselamatan rakyat kami.”

Ketegangan ini dipicu oleh peringatan Trump pada awal pekan, yang memberikan tenggat 10 hari kepada Rusia untuk menyepakati gencatan senjata di Ukraina atau menghadapi sanksi tarif, termasuk terhadap negara-negara pembeli minyak Rusia.

Peringatan tersebut langsung dibalas oleh Medvedev yang menyebutnya sebagai “permainan ultimatum” dan memperingatkan bahwa setiap ultimatum baru merupakan “langkah menuju perang”.

Baca Juga: Viral Istri Grebek Suami Diduga Polisi Bersama Selingkuhan di Indekos, Terekam Dugaan Kekerasan

Medvedev, yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia antara 2008 hingga 2012, semakin dikenal sebagai figur yang sering melontarkan pernyataan kontroversial sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.**

Tags

Terkini