“…Wise men say
Only fools rush in
But I can't help falling in love with you. Ini lagu kesukaan eyang,” kata Endang dengan mata berkaca-kaca.
Acara ini dihadiri oleh akademisi, mahasiswa, pegiat sejarah, hingga komunitas literasi. Diskusi berlangsung hidup, dengan banyak pertanyaan mengenai isi buku dan sejarah berdirinya BNI sebagai bank nasional pertama Republik Indonesia.
Iqbal Irsyad menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam memperluas pemahaman sejarah dan ekonomi bangsa.
“Bedah buku yang ini merupakan bagian dari upaya memperluas literasi sejarah dan ekonomi bangsa, sekaligus penghormatan terhadap tokoh-tokoh pendiri republik yang kontribusinya kerap terabaikan dalam arus besar sejarah nasional.”
Kakek Presiden Prabowo Subianto
Margono Djojohadikusumo merupakan tokoh sentral dalam sejarah ekonomi Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946—bank nasional pertama yang berdiri setelah proklamasi kemerdekaan. Margono juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia dan merupakan salah satu perumus awal sistem perekonomian nasional.
Lahir di Banyumas pada tahun 1894, Margono dikenal sebagai birokrat yang cerdas dan berdedikasi tinggi. Ia adalah ayah dari ekonom dan menteri Sumitro Djojohadikusumo serta kakek dari Prabowo Subianto. Margono wafat pada tahun 1978, namun warisannya sebagai pejuang ekonomi dan nasionalis tetap hidup dalam sejarah bangsa.**