KLIKANGGARAN -- Bocornya percakapan rencana militer Jerman untuk membantu Ukraina menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang Jembatan Krimea dapat menyebabkan keretakan antara Berlin dan sekutu NATO-nya, tulis RT.com dengan mengutip Wall Street Journal.
Dalam rekaman yang bocor tersebut, para perwira militer Luftwaffe Jerman membahas rincian operasional dan penargetan rudal jarak jauh Taurus – yang mana Jerman saat ini sedang memperdebatkan apakah akan mengirim ke Ukraina – seolah-olah pengiriman telah disepakati.
Selain itu, dalam rekaman yang bocor itu, para perwira Jerman itu berbicara tentang bagaimana mempertahankan penyangkalan yang masuk akal jika Ukraina menggunakan senjata tersebut untuk menyerang Jembatan Krimea yang penting dan strategis.
Kementerian Pertahanan Jerman telah mengkonfirmasi bahwa percakapan tersebut memang telah disadap, dan penyelidikan atas masalah tersebut sedang dilakukan.
WSJ melaporkan, mengutip pejabat Jerman, bahwa percakapan tersebut asli, dan menambahkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung di platform online yang tidak terenkripsi, WebEx, dan salah satu petugas dilaporkan menelepon dari kamar hotel di Singapura.
Menurut artikel tersebut, pejabat Jerman sering menggunakan WebEx untuk percakapan sensitif, dan salah satu sumber WSJ mengatakan kebocoran tersebut harus menjadi “peringatan” bagi Berlin.
Selain penggunaan rudal Taurus, pejabat Jerman juga diduga menyebutkan kehadiran personel militer asing di Ukraina, yang dikerahkan untuk membantu Kiev mengoperasikan senjata yang dipasok oleh Barat. Para pejabat Rusia mengatakan bahwa kehadiran tentara Barat di Ukraina “bukan rahasia.”
The Wall Street Journal menggambarkan rekaman itu sebagai “kemenangan propaganda Kremlin,” dan mencatat bahwa hal itu dapat memperburuk hubungan antara Jerman dan sekutu NATO-nya. Hal ini juga membuat kecil kemungkinan pengiriman rudal Taurus ke Ukraina, tambah surat kabar itu.
Harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung melaporkan pada hari Minggu, mengutip sumber, bahwa Kanselir Jerman Olaf Scholz tetap menentang pengiriman rudal Taurus ke Kiev, memperingatkan hal itu dapat semakin meningkatkan konflik.
Rekaman yang bocor tersebut menimbulkan kegemparan di Rusia, yang mengecam pengiriman senjata Barat ke Ukraina, dan mengatakan bahwa hal tersebut hanya akan memperpanjang konflik dan membuat negara-negara NATO ikut serta dalam permusuhan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta penjelasan dari Berlin atas rekaman yang bocor tersebut. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Jerman “sekali lagi menjadi musuh bebuyutan kami.”