peristiwa-internasional

Penyitaan Aset Rusia Yang Dibekukan oleh AS dan Sekutunya Berpotensi Timbulkan Kerugian Besar

Selasa, 23 Januari 2024 | 19:26 WIB
Rubel (Pixabay/Romi_Lado )

KLIKANGGARAN -- Penyitaan aset-aset Rusia yang dibekukan dapat berpotensi menyebabkan kerugian finansial besar bagi AS dan sekutunya, demikian dilaporkan oleh kantor berita RIA Novosti pada akhir pekan.

Beberapa negara Barat, termasuk AS, Inggris, Perancis, dan Jerman, memiliki investasi yang signifikan di Rusia yang mungkin akan hilang.

Menurut statistik yang dikumpulkan dari negara-negara tersebut, total investasi asing langsung (FDI) dalam perekonomian Rusia oleh UE, G7, Australia, dan Swiss mencapai $288 miliar pada akhir tahun 2022.

Jumlah ini hampir setara dengan jumlah dana Rusia yang dibekukan dan negara-negara Barat sedang mempertimbangkan untuk menyita dana tersebut.

Saat ini, sekitar $300 miliar cadangan Rusia masih dibekukan di negara-negara Barat, dengan lebih dari $200 miliar di antaranya dimiliki oleh UE dan sisanya berada di AS.

Mayoritas aset yang mungkin akan hilang jika AS dan sekutunya melanjutkan rencana penyitaan juga dimiliki oleh negara-negara UE, seperti yang disebutkan dalam data yang dikutip oleh RIA.

Secara keseluruhan, anggota UE memiliki aset senilai $223,3 miliar di Rusia pada akhir tahun 2022.

Siprus secara resmi memiliki aset senilai lebih dari $98 miliar, menjadikannya yang terbesar, dan Belanda berada di urutan kedua dengan aset senilai $50,1 miliar.

Jerman memiliki investasi sebesar $17,3 miliar dalam perekonomian Rusia, sementara Perancis dan Italia masing-masing memiliki $16,6 miliar dan $12,9 miliar, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita tersebut.

Pada akhir tahun 2021, investasi Inggris di Rusia mencapai $18,9 miliar.

Swiss terlihat menjadi salah satu investor besar dalam perekonomian Rusia dengan nilai investasi sebesar $28,5 miliar, sementara AS memiliki aset Rusia senilai $9,6 miliar, menurut laporan kantor berita tersebut. RIA tidak mengungkapkan sumber perkiraan mereka.***

Tags

Terkini