Luwu Utara --- High Level Meeting (HLM) Pengendalian Inflasi Daerah adalah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang membahas tentang fenomena dan gambaran perubahan harga serta aksi pengendalian inflasi di daerah.
Rakornas ini rutin diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri selaku pembina pemerintah daerah dalam upaya pengendalian inflasi. Kabupaten Luwu Utara adalah salah satu daerah yang mengikuti HLM secara daring dari Ruang Command Center Kantor Bupati belum lama ini.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, hadir bersama Sekretaris Daerah, Dandim 1403 Palopo, Polres Luwu Utara, Kejari Masamba, Tim Pengendali Inflasi Daerah, BPS, Tiga Unit Penyelenggara Bandar Udara Lokal, Perusahaan Daerah, Private Sector lingkup Luwu Utara, dan Bulog Palopo.
Baca Juga: Salurkan Santunan Rp3,8 Miliar, Bupati Luwu Utara Apresiasi BPJS Ketenagakerjaan
Kepala BPS Luwu Utara, Dr. Ayub Parlin Ampulembang, menuyebutkan bahwa metode yang digunakan dalam perhitungan inflasi mengacu pada Consumer Price Index Manual, yang mengukur sekitar 300-400 paket komoditas per kabupaten dan kota dengan 20 komoditas terpilih. 20 komoditas terpilih adalah komoditas yang memiliki share paling tinggi dalam kelompok bahan pangan dan pemicu utama terjadinya inflasi MtM.
“Proksi inflasi, khususnya bahan pangan, menggunakan perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang dihitung Senin-Jumat, tidak termasuk hari libur nasional dan diperoleh dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan,” kata Ayub.
Ia juga menyebutkan bahwa IPH Luwu Utara cenderung mengalami penurunan. “Pada Minggu IV November, IPH Luwu Utara 4,248% dengan fluktuasi harga tertinggi adalah cabai merah 0,18%. Begitu pula Minggu V November, IPH 4,546%, komoditas dengan fluktuasi harga tertinggi masih cabai merah 0,17%,” ungkap dia.
Masih Ayub, IPH Luwu Utara turun pada Minggu I Desember 2023 menjadi 1,943% dengan fluktuasi harga tertinggi adalah cabai rawit 0,06%. Sedangkan pada Minggu II Desember 2023, IPH Luwu Utara terkendali pada 2,36%, fluktuasi harga tertinggi masih cabai rawit 0,08%. Cabai rawit, cabai merah dan bawang merah adalah tiga komoditas andil perubahan harga terbesar pada Minggu II Desember ini.
“Nilai inflasi ataupun IPH yang baik itu adalah sekitar dua persen, sangat kurang atau pun lebih dari itu juga tidak baik.” terang Ayub.
Lebih jauh, Ayub mengatakan bahwa kondisi harga Luwu Utara pertengahan Desember 2023 diwarnai perkembangan harga cabai rawit yang hampir mencapai Rp100.000 per kg. Harga Tomat dari Rp10.000 bulan lalu naik menjadi Rp17.000 per kg bulan Desember ini.
“Harga beras di tingkat penggilingan bulan ini juga relatif naik, dari Rp6.600 menjadi Rp7.000 per kg. Hal ini disebabkan oleh hampir tidak adanya panen di bulan Desember. Namun, untuk harga telur ayam ras cenderung menurun,” jelasnya lagi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru) menurut analisis BPS, yaitu beberapa komoditas yang biasanya mengalami kenaikan yang cukup menjelang Nataru adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam ras, dan transportasi.
“Perlu juga memperhatikan kelangkaan ketersedian bahan bakar LPG. Kenaikan harga menjelang Nataru dipengaruhi oleh spekulan harga, kadangkala spekulasi harga yang terlalu tinggi dilakukan oleh para pedagang,” sebutnya.