peristiwa

Tidak hanya Pendidikan, Aisworo Ang memperkenalkan Unsur-Usnur Budaya Melalui Novel Mars Yang Diangkat Menjadi Film Layar Lebar Tahun 2016

Jumat, 8 Desember 2023 | 16:57 WIB
Caver BUku MARS (Dok. Pribadi)

 

KLIKANGGARAN -- Hallo klikers, kalian pasti sudah tidak asing dengan film legendaris yang satu ini yaitu film Mars: Mimpi Ananda Raih Semesta.

Film yang rilis tahun 2016 diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Aisworo Ang.

Novel yang ditulis oleh Aisworo Ang ini sangat menggugah dan inspiratif, dengan perpaduan budaya jawa yang kental, membuat novel ini menarik dan diangkat ke layar lebar sampai ditonton langsung oleh Menteri Pendidikan.

Baca Juga: 287 Lulusan Politeknik STIA LAN Makassar Diwisuda, Diharap Jadi Aset Strategis Pembangunan Negara

Novel Mars menggambarkan cerita tentang seorang ibu yang berjuang untuk pendidikan anaknya. Terdapat unsur-unsur budaya dalam novel Mars, yang kami kaji dengan pendekatan antropologi sastra.

Pada novel Mimpi Ananda Raih Semesta, penulis menggunakan bahasa jawa yang kental. Pemberian nama tokoh yang kental dengan bahasa jawa, seperti Sekar Palupi, Tupon, Surip, Mbah Atmo, Jon, Sutriman, Ki Mangun dan Pak Duko.

Sekar palupi sewaktu kecil pekerjaanya mengembala kambing, yang tidak tau apapun tentang sekolah, yang dia tahu hanya bermain kecempluk dan belalang, tetapi ibunya (Tupon) bersikeras anaknya bisa sekolah tinggi.

Baca Juga: Tidak Kalah Seru Dari Versi Korea, Berikut 5 Perbedaan Film Miracle In Cell No. 7 Versi Indonesia dan Korea! Apa Perbedaannya?

Seperti istilah tukul arwana perjuangan tak kenal Lelah, Tupon rela setiap hari pergi ke ladang dan melakukan pekerjaan berat, agar anaknya bisa sekolah.

Dalam hal ini unsur budaya mata pencaharian tokoh pada film Mars adalah bertani dan menggembala kambing.

Sebagian masyarakat pada film Mars menganut unsur budaya kepercayaan dinamisme. Masyarakat menyembah dan memberikan sesajen di bawah pohon besar. Sesajen berisi kepala sapi, ,kemenyan, kelapa hijau, bunga melati dan telur ayam kampung.

Sebagian Masyarakat lainya menganut agama islam. Masyarakat mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh ustad Ngali.

Selain unsur religi, novel ini juga terdapat mitos. Mitos yang berkembang adalah jika menolak lamaran akan mendapat sumpon susah mendapat jodoh.

Halaman:

Tags

Terkini