KLIKANGGARAN - Utusan Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyebutkan nama Indonesia dalam pernyataannya terkait Jalur Gaza yang dilanda perang.
Dalam upayanya menjaga kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tetap berjalan, Witkoff tengah mempertimbangkan kunjungan langsung ke Gaza.
Informasi ini diungkapkan oleh seorang pejabat transisi yang memahami proses tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh NBC.
Menurut pejabat transisi tersebut, Witkoff menyebut kemungkinan Indonesia menjadi salah satu tempat untuk merelokasi sementara sekitar dua juta warga Gaza selama pembangunan kembali wilayah tersebut.
"Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza masih belum terjawab, termasuk ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas untuk beberapa dari mereka," ujar pejabat tersebut, dikutip dari NBC.
Witkoff berencana menghabiskan beberapa minggu di Timur Tengah untuk mencari solusi atas gejolak yang terjadi di lapangan.
Ia khawatir bahwa ketegangan yang ada bisa membatalkan kesepakatan gencatan senjata dan menghentikan pembebasan sandera yang ditahan Hamas kapan saja.
Baca Juga: Polisi Sudah Serahkan Anak Nikita Mirzani ke Pihak Keluarga: Tanggung Jawab dari Keluarga
Selain itu, ia ingin memastikan stabilitas jangka panjang bagi warga Israel dan Palestina yang terkena dampak perang.
Tiga Tahap Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata ini dibagi menjadi tiga tahap.
Tahap pertama berlangsung sekitar enam minggu, melibatkan pembebasan sandera dari kedua belah pihak.
Tahap kedua akan dinegosiasikan selama tahap pertama dan diharapkan menghasilkan pembebasan sandera tambahan serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Artikel Terkait
Ini Janji Donald Trump usai Menang Pilpres 2024 Kalahkan Kamala Harris
Donald Trump Menang Pilpres Amerika 2024, Ini Ucapan dari Joko Widodo
Apa Alasan Donald Trump Tarik Amerika Serikat dari WHO? Berikut Penjelasannya
Gaya ala Nazi Elon Musk di Pelantikan Donald Trump, Ternyata Pernah Minta Warga Jerman Pilih Partai Anti Imigran