KLIKANGGARAN-- Charlie Hebdo, majalah konyroversial Prancis, kembali bikin heboh. Sampul depan majalah tersebut menampilkan karikatur perempuan mengenakan burqa dengan bagian belakang pakaian perempuan itu tertulis nama Lionel Messi dan angka 30 yang merupakan nomor punggung jerseynya. Apa maksusnya ya?
Publikasi Prancis yang kontroversial Charlie Hebdo telah menggunakan sampul depannya untuk menunjukkan wanita tertindas mengenakan burqa dengan nama superstar sepak bola Lionel Messi di bagian belakang, menambahkan bahwa Taliban "lebih buruk dari yang kita kira."
Ilustrasi provokatif tersebut muncul di tengah cepatnya kelompok teroris merebut kembali kekuasaan di Afghanistan, bergerak masuk setelah AS dan sekutunya mundur dari negara itu dalam kudeta yang diperkirakan akan mengancam cara hidup dan hak-hak dasar perempuan seperti yang ditunjukkan pada menutupi.
Judul yang menyertai karya tersebut dapat diterjemahkan dari bahasa Prancis sebagai: "Taliban, mereka lebih buruk dari yang kita kira".
Petenis Rusia Tendang Kamera di Cincinnati Masters
Pengamat berspekulasi bahwa kartun itu dapat dimaksudkan untuk menghubungkan Taliban dan Qatar, tempat pemilik klub baru Messi, Paris Saint-Germain, bermarkas.
Qatar tetap berhubungan dengan Taliban selama pemerintahan sebelumnya antara 1996 dan 2001, meskipun tidak pernah menjalin hubungan diplomatik dengan pemerintah.
Taliban dikatakan melihat Qatar sebagai tempat netral untuk pembicaraan pada saat itu.
Mengomentari sampulnya, pendiri organisasi aktivis akar rumput yang bertujuan untuk melestarikan 'nilai-nilai Yahudi-Kristen' Amerika menyebut desain majalah itu "cermin ke barat".
"Para pemimpin Taliban telah tiba dari Qatar ke Afghanistan," katanya. "Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA berikutnya dan baru-baru ini mendanai penandatanganan Messi oleh PSG.
Penyaluran Bantuan Sosial di Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya
"Akankah Barat memprotes atau terus mengubur kepala mereka di pasir?"
Beberapa penggemar Messi menuduh majalah tersebut tidak menghormati pemenang Ballon d'Or enam kali dan menyeretnya ke dalam debat politik.
